Menlu AS Sebut Cina Ikut Peringatkan Korut agar Hentikan Uji Coba Nuklir
Menlu AS ini mengungkapkan adanya komunikasi yang signifikan setiap pekan antara pemerintahan AS dan Cina.
Penulis: Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson mengatakan Cina juga turut memberikan peringatan terhadap Korea Utara agar tidak lagi melakukan uji coba nuklir.
Demikian Tillerson sampaikan dalam wawancara dengan Fox News pada Kamis (27/04/2017), seperti dilansir Media Jepang, NHK, Jumat (28/4/2017).
Menlu AS ini mengungkapkan adanya komunikasi yang signifikan setiap pekan antara pemerintahan AS dan Cina.
Menurut keterangannya, Cina telah meminta rezim Korea Utara agar tidak lagi melakukan uji coba nuklir.
Bahkan Negeri Tirai Bambu itu kata Menlu AS, memberi tahu Pyongyang bahwa jika negara itu kembali melakukan uji coba nuklir, Cina akan memberlakukan sanksi-sanksinya sendiri.
Tillerson mengatakan AS akan menguji kesediaan Cina untuk membantu menghadapi ancaman serius ini.
Sikap Trump
Presiden Donald Trump akan memberikan tekanan lebih besar kepada Korea Utara untuk menghentikan program rudal dan nuklirnya.
Pemerintahan Trump mengadakan pertemuan tak biasa guna menjelaskan strateginya terhadap Korea Utara.
Mereka mengundang seluruh 100 senator ke Gedung Putih, Rabu (26/04/2017).
Menteri Luar Negeri Rex Tillerson dan Menteri Pertahanan Jim Mattis termasuk di antara mereka yang menyampaikan penjelasan dalam pertemuan tertutup itu.
Para pejabat tinggi tersebut kemudian mengeluarkan pernyataan bersama bahwa pemerintahan Trump akan memperketat sanksi ekonomi atas Korea Utara.
Pemerintahan AS juga akan bekerja sama dengan sekutu-sekutunya seperti Jepang dan Korea Selatan, agar Pyongyang menghentikan pengembangan rudal dan nuklirnya.
Dikatakan bahwa AS mengupayakan stabilitas dan denuklirisasi damai Semenanjung Korea dan AS tetap terbuka bagi negosiasi untuk mencapai tujuan itu.
Namun, para pejabat tersebut menambahkan bahwa mereka tetap bersiap untuk mempertahankan AS dan sekutu-sekutunya. (NHK/AP/Yonhap)