Jumat, 3 Oktober 2025

Kecaman internasional atas dugaan serangan kimia Suriah

Gedung Putih mengatakan 'keyakinan' pemerintah Presiden Bashar al-Assad di belakang yang diduga serangan kimia yang menewaskan sedikitnya 58

Gedung Putih mengatakan 'keyakinan' bahwa pemerintah Presiden Bashar al-Assad berada di belakang yang tampak sebagai serangan kimia yang menewaskan sedikitnya 58 orang di sebelah barat daya Suriah.

Dalam pernyataanya, Presiden Donald Trump mengecam yang disebutnya sebagai 'tindakan keji' oleh rezin Bashar al-Assad.

Sementara Menteri Luar Negeri, Rex Tillerson, menyebutnya sebagai tindakan brutal dan barbar.

"Jelas bahwa beginilah Bashar al-Assad beroperasi, dengan brutal dan barbarisme yang tidak tahu malu," tegasnya.

Pemerintah Inggris, Prancis, dan beberapa negara lainnya, serta PBB juga mengecam serangan yang jika terbukti merupakan serangan kimia yang paling mematikan sepanjang perang saudara di Suriah yang berkecamuk sejak awal 2011 lalu.

Dewan Keamanan PBB, hari Rabu (05/04) akan menggelar sidang darurat untuk membahas yang diduga serangan kimia ini.

Korban serangan di Idlib
AFP
Para petugas medis di Idlib mengatakan sebagian korban serangan adalah anak-anak.

Laporan-laporan dari Suriah utara menyebutkan setidaknya 58 orang meninggal dunia dalam serangan yang dicurigai sebagai serangan gas di Provinsi Idlib yang dikuasai pemberontak.

Kelompok pemantau Suriah yang berkantor di Inggris, Syrian Observatory for Human Rights, mengatakan sebagian besar orang yang meninggal dunia dalam serangan udara itu adalah penduduk sipil.

Disebutkan serangan terjadi di Khan Sheikhoun yang diduga dilakukan oleh pasukan pemerintah Suriah atau militer Rusia yang membantu militer Suriah.

Pemerintah Suriah berkali-kali menepis tudingan bahwa militernya menggunakan senjata kimia.

Korban serangan di Idlib
AFP
Pihak oposisi Suriah menuntut Dewan Keamanan PBB segera melakukan investigasi.

Kelompok Syrian Observatory for Human Rights mengutip sumber-sumber medis di Khan Sheikhoun yang menyebutkan terdapat 11 anak-anak yang meninggal dunia. Adapaun mereka yang terdampak serangan yang diduga kimia mengalami gejala-gejala seperti muntah-muntah, pingsan dan mengeluarkan busa dari mulut.

Orang yang bertanggung jawab mengoperasikan layanan ambulans di Idlib, Mohammed Rasoul, mengatakan kepada BBC Bahasa Arab bahwa ia menerima kabar tentang serangan udara sekitar pukul 06.45 waktu setempat pada Selasa (04/04).

Ketika tiga mobil ambulansnya tiba di lokasi sekitar 20 menit kemudian, petugas medis mendapati warga dalam kondisi sesak nafas di jalan, kata Rasoul.

"Tim kami masih berada di sana, memindahkan pasien dari satu tempat ke tempat lain karena rumah sakit penuh."

Halaman
12
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved