Serangan Teroris di London, Korban Bergeletakan di Jembatan
Kota London gempar setelah seorang teroris beraksi di Jembatan Westminster dan depan gedung parlemen, Rabu (22/3)
Mark Rowley, seorang perwira antiteror Kepolisian London, menduga pelaku teror terinspirasi oleh terorisme internasional. Namun ia tidak bersedia mengungkapkan kebangsaannya atau rincian pelaku.
Akibat aksi itu kegiatan di Parlemen Inggris dihentikan. Selama lima jam para politisi, wartawan, dan pengunjung, tidak diizinkan keluar gedung. Ratusan orang dievakuasi dari Parlemen ke Westminster Abbey untuk langkah keselamatan.
Stasiun bawah tanah Westminster ditutup dan hanya difungsikan untuk pergantian kereta saja. Polisi meminta warga untuk menghindari daerah-daerah tertentu.
Perdana Menteri Theresa May mengutuk serangan itu. "Teroris memilih menyerang jantung ibu kota kita, di mana orang-orang dari semua bangsa, agama dan budaya datang bersama-sama untuk merayakan nilai-nilai kebebasan, demokrasi, dan kebebasan berbicara," katanya.
Serangan tersebut merupakan paling mematikan di London sejak aksi empat oerang teroris yang menewaskan 52 penumpang dalam serangan bom bunuh diri di sistem transportasi kota, Juli 2005. (bbc/dailymail/tribun netwrok)