Jumat, 3 Oktober 2025

Pemilihan Presiden Amerika Serikat

Jaringan Teroris Intai Kemenangan Trump, Ini yang Akan Mereka Lakukan

Trump antara lain mengusulkan larangan masuk bagi Muslim yang berasal dari negara-negara 'pengekspor teroris'.

Editor: Rendy Sadikin
WONKETTE.COM
Donald Trump. 

TRIBUNNEWS.COM - Dari Afganistan hingga Aljazair, kelompok teror berencana memanfaatkan kemenangan Donald Trump dalam Pilres AS sebagai alat propaganda untuk merekrut pejuang atau militan baru.

Komandan Taliban, Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS), dan Al Qaeda mengatakan, retorika anti-Muslim yang disuarakan Trump selama kampanye Pilpres As akan berperan besar dalam upaya merekrut pejuang-pejuang baru.

"Dia adalah seorang maniak. Kebenciannya terhadap muslim akan memudahkan pekerjaan kami karena kami bisa merekrut ribuan orang baru," kata Abu Omar Khorasani, salah seorang komandan ISIS di Afganistan kepada Reuters.

Trump antara lain mengusulkan larangan masuk bagi kaum Muslim yang berasal dari negara-negara yang "tercatat pernah mengekspor terorisme."

Ia juga berjanji akan mengalahkan "teror radikal Islam seperti kita memenangkan Perang Dingin."

Kendati begitu Trump belum menjelaskan secara rinci bagaimana ia ingin memerangi kelompok radikal seperti ISIS, Taliban, Al Qaeda.

"Ia tidak membeda-bedakan antaran tren Islam moderat atau ekstremis. Pada saat yang sama ia menyangkal bahwa sikap radikalnya akan melahirkan radikalisme baru," kata Ulama Syiah Irak, Moqtada al-Sadr.

Kelompok Sadr sejak lama berperang melawan gerakan radikal seperti ISIS dan Al Qaeda, demikian Deutche Welle.

Kementerian Pertahanan AS mewanti-wanti terhadap potensi serangan teror di dalam negeri oleh simpatisan ISIS dan Al Qaeda.

"Pemimpin kami mengamati jalannya Pilpres AS. Tapi kami tidak menyangka penduduk Amerika akan menggali kuburannya sendiri seperti yang telah mereka lakukan pada pilpres ini," kata Khorasani.

Komandan ISIS di Afganistan itu menyebut Presiden AS Barack Obama sebagai "kafir moderat" yang lebih punyak otak ketimbang Trump.

Hisham al-Hasemi, penasehat pemerintah Irak untuk terorisme, mengatakan kelompok teror akan mengutip Trump untuk membakar amarah simpatisannya.

"Al Qaeda sering menggunakan kutipan dari Gedung Putih sebagai strategi untuk merekrut pejuang baru," ujarnya.

Bahkan jika Trump melunak soal kaum Muslim, pakar meyakini ucapannya selama masa kampanye cukup untuk menggerakkan mesin propaganda kelompok teror.

"Mereka tetap akan menggunakan pernyataannya itu," kata Matthew Henman, pakar terorisme di IHS Jane's Terrorism and Insurgency Centre.

"Kunci utama pada ISIS dan Al Qaeda adalah meyakinkan kaum Muslim bahwa Barat membenci mereka dan tidak akan pernah menerima mereka masuk dalam masyarakatnya," ujarnya.

Sementara itu seorang komandan Taliban di Afganistan mengatakan pihaknya mencatat semua pernyataan anti muslim yang diutarakan Trump.

"Jika dia menepati janji kampanyenya terkait Islam, maka itu akan memprovokasi kaum Muslim di dunia dan organisasi jihad bisa memanfaatkan momentum tersebut," katanya kepada Reuters.

KOMPAS.com

Sumber: TribunWow.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved