Bantai Ribuan Pengedar Narkoba, Duterte Senang Disamakan dengan Hitler
Bahkan, Duterte mengatakan ia akan "bahagia melakukan pembantaian" terhadap 3 juta pedagang dan pecandu narkoba.
TRIBUNNEWS.COM, MANILA - Presiden Filipina Rodrigo Duterte dibandingkan dengan pemimpin Nazi Adolf Hitler yang membantai 6 juta kaum Yahudi.
Rodrigo disamakan dengan Hitler karena kebijakan kampanye berdarah anti-narkoba, yang telah mengakibatkan lebih dari 3.000 orang tewas itu.
Bahkan, Duterte mengatakan ia akan "bahagia melakukan pembantaian" terhadap 3 juta pedagang dan pecandu narkoba.
Presiden Duterte mengeluarkan ancaman terbarunya terhadap pengedar dan pengguna narkoba pada Jumat (30/9/2016) pagi setibanya di selatan Kota Davao setelah mengunjungi Vietnam.
Duterte mengatakan, "Hitler membantai tiga juta orang Yahudi. Kalau ada tiga juta pengedar dan pengguna narkoba. Ada. Aku akan senang untuk membantai mereka."
Sejarawan mengatakan bahwa 6 juta Yahudi terbunuh oleh Nazi di bawah Hitler sebelum dan selama Perang Dunia II.
Sebelumnya, Duterte menyebutkan sekitar 40 hakim Filipina dan beberapa warga China masuk dalam daftar baru yang menjadi target pembunuhan karena terkait kasus narkoba.
Presiden Rodrigo Duterte seperti dirilis The Philippine Star, Kamis (22/9/2016), mengatakan penanganan terhadap kasus narkoba harus terus ditingkatkan.
Duterte mengatakan, ia akan memberikan keleluasaan kepada pasukan keamanan untuk menangani individu yang terlibat kasus narkoba, sekalipun mereka itu pejabat pemerintah.
"Masalahnya sekarang meliputi semua, dan narkoba menghancurkan bangsa kita," kata Presiden Duterte kepada anggota Divisi Infanteri IX di Pili, Camarines Sur.
"Saya memegang satu halam berisi daftar nama rekan-rekan kita dari China. Juga ada sekitar 40 hakim yang tersebar di seluruh negeri,” kata Duterte.
Duterte lalu membacakan beberapa warga China dan Filipina dari Pampanga, yang diyakini terlibat di dalam perdagangan narkoba.
"Saya akan memberikan salinan (daftar) ini kepada angkatan bersenjata dan polisi. Ini akan sampai kepada Anda untuk menanganinya, "kata Duterte.
"Pecahkan masalah ini karena hanya akan menghancurkan Filipina," tambah Duterte di depan prajurit Divisi Infanteri IX.
Pekan lalu, Duterte mengatakan, sekitar 1.000 nama berada dalam daftar di urutan prioritas ketiga yang harus ditangani, namun jumlah itu masih harus divalidasi kembali.