Jumat, 3 Oktober 2025

70 Tahun Menikah, Kakek-Nenek Ini Kian Mesra

Perayaan HUT ke-70 hari pernikahan digelar di tempat yang sama, saat mereka dulu menikah.

CNN
Cao Yuehua dan istrinya Wang Deyi pada hari pernikahan pada tahun 1945, dan 2015. 

TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Pasangan tua di China ini telah merayakan ulang tahun ke-70 hari pernikahan mereka.

Perayaan HUT ke-70 hari pernikahan digelar di tempat yang sama, saat mereka dulu menikah.

Cao Yuehua (97) menikahi kekasihnya Wang Deyi (98) pada 24 November 1945 di utara Hot Springs Park, sepanjang tepi Sungai di Chongqing, barat daya China.

Pekan lalu, empat anak mereka membantu mereka untuk kembali mengenang masa-masa paling bahagia hidup mereka, yakni ketika tujuh puluh tahun lalu menikah.

Empat anak mereka mempersiapkan gaun pengantin, kerudung dan jas yang tersematkan bunga untuk pengantin laki-laki.

"Membanggakan. Mereka telah bersama begitu lama, telah melalui perang, konflik politik dan aneka penderitaan. Dan lihatlah hingga kini mereka setia, dapat tetap tinggal dengan satu sama lain dan saling mencintai."

"Karena itu, Kami ingin membantu mereka untuk memperingati cinta mereka," ujar putra bungsu Cao dan Wang, Cao Pangpei (60).

Cinta anak muda

Cao dan Wang bertemu pada tahun 1943 di Kunming, Propinsi Yunnan.

Saat itu tengah digelar sebuah pertandingan bola yang diadakan oleh National Southwestern Associated University. Saat itu masih Perang Dunia II.

"Ayah saya bertanya ke ibu tentang tarian. Dan mereka jatuh cinta dengan satu sama lain pada pandangan pertama. Thats it. Bagaimana ayah saya bertemu ibu saya," kisahnya.

Selama Perang Dunia II, Cao dikirim ke garis depan di India, sebagai juru bahasa untuk Jenderal Angkatan Darat AS Joseph Stilwell, kata Cao.

Perintah itu begitu mendesak. Ia tidak punya waktu, bahkan untuk meninggalkan pesan untuk Wang.

Dalam perjalanannya ke Bandara, ia menumpang di truk militer.

Ia melihat seorang sahabat dari kekasihnya. Ia pun hanya bisa berteriak ke sahabat itu, "Bilangkan kepada Wang Deyi aku menuju India."

"Dia adalah seorang penafsir, bukan seorang prajurit. Tentu saja, dia takut dengan peluru dan bom di medan perang yang nyata-nyata menakutkannya,"kata Cao.

Satu-satunya cara mereka bisa tetap berhubungan adalah melalui layanan pesan militer.

Surat pertama Cao dikirim ke Wang. Dan itu adalah foto dirinya, seorang perwira muda lengkap dengan seragam.

Mereka juga saling mengirimkan puisi cinta dalam bahasa Inggris.

'Sayangku, aku kembali'

Pada akhir perang di Asia, tepatnya pada Agustus 1945, pasangan ini baru bisa bertemu kembali di Stasiun kereta api di Kunming, setelah lebih dari satu tahun terpisah.

Saat itu, Cao memberanikan diri menyodorkan cincin ruby ruby yang ia beli dari Myanmar kepada Wang, semabri mengatakan "sayangku, aku kembali."

Sejak tahun itu, empat anak mereka telah mendorong agar kedua orang tua mereka untuk mengabadikan kisah cinta mereka.

Ketika masuk masa pensiun, mereka kembali mengunjungi tempat-tempat bersejarah dalam kisah cinta mereka. Yakni, ke Universitas dimana mereka pernah belajar dan pertama kali saling jatuh cinta.

Dan pada ulang tahun emas perkawinan mereka pada tahun 2005, anak-anak mereka membawa mereka ke tempat mereka mengikat janji pernikahan. Dan di tempat itu perayaan pesta emas pernikahan dirayakan bersama-sama.

"Mereka, satu sama lain selalu saling setia. Dan cinta mereka tidak pernah memudar."

"Hubungan mereka begitu kuat bahwa bahkan di saat yang paling gelap sekalipun, tatkala pecah Revolusi kebudayaan, ketika ayahku terpisah untuk diadili karena "melayani" untuk Angkatan Darat AS, mereka saling mempercayai dan mendukung satu sama lain untuk menjalani masa-masa sulit itu," kata Cao.

Cao ingin lebih banyak orang untuk belajar tentang kisah orangtuanya--sebagai contoh bagaimana cinta dapat mengatasi kesulitan, dan sebagai penanda sejarah Cina modern.

"Orang tua saya sudah berusia 98, tahun ini. Saat ini, mereka hampir dapat mengingat banyak hal dalam hidup mereka. Mereka juga kini dapat membaca puisi-puisi cinta yang mereka tulis satu sama lain selama masa perang," ujarnya.

Bahkan, Cao dan Wang punya niat untuk merayakan pernikahan mereka berdua di usia mereka ke-100 tahun. Bukan itu saja, ingin merayakan usia pernikahan mereka ke-100 tahun. (CNN)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved