Delapan tewas dalam unjuk rasa menentang pemilihan wilayah di India
Kepolisian India mengatakan telah menembak mati sedikitnya delapan orang di negara bagian Assam dalam aksi unjuk rasa menentang pemilihan wilayah.

Masyarakat adat Rabha berpendapat mereka sudah memiliki dewan otonomi sendiri.
Kepolisian India mengatakan telah menembak mati sedikitnya delapan orang di negara bagian Assam dalam aksi unjuk rasa menentang pemilihan wilayah.
Laporan-laporan menyebutkan unjuk rasa dipicu oleh penentangan masyarakat adat Rabha atas pemilihan wilayah dengan alasan mereka sudah memiliki dewan otonomi sendiri di wilayah mereka.
"Delapan orang tewas akibat tembakan polisi di kawasan Rabha di Assam hari ini (selasa 12 Februari)," kata Menteri Besar Assam, Tarun Gogoi, kepada para wartawan di ibukota negara bagian, Guwahati.
Kepala kepolisian Assam, Jayanta Narayan Choudhury, mengatakan polisi melepas tembakan ke arah kerumunan pengunjuk rasa setelah aksi pembakaran atas sejumlah tempat pemungutan suara di wilayah Goalpara, sekitar 120 kilometer dari Guwahati.
Pemimpin suku adat Rabha mengatakan pemerintah yang bertanggung jawab atas kematian delapan warga Rabha tersebut.
Dihentikan sementara
Kantor berita Reuters melaporkan pengunjuk rasa antara lain membawa pedang, panah, kapak sambil berjalan dari kampung mereka ke tempat-tempat pemungutan suara.
Pemilihan yang berlangsung Selasa 12 Februari untuk memilih dewan di wilayah disebutkan akan tumpang tindih dengan otoritas dewan otonomi di kawasan Rabha.
Sebelum pemungutan suara berlangsung, kekerasan sudah marak, yang antara lain diwarnai dengan pembakaran rumah dibakar dan penutupan jalan-jalan dengan menggunakan pohon yang ditebang.
Pemilihan di sekitar 100 tempat pemungutan suara dilaporkan dihentikan untuk sementara waktu.