11 TKI yang Tenggelam di Rusia Diduga Ilegal
11 warga Indonesia yang bekerja di kapal penangkap ikan milik Rusia, FV Shans-IOI, diduga adalah TKI ilegal.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - 11 warga Indonesia yang bekerja di kapal penangkap ikan milik Rusia, FV Shans-IOI, diduga adalah TKI ilegal.
Itu dilontarkan Presiden Kesatuan Pelaut Indonesia (KPI) Hanafi Rustandi, setelah mengetahui dokumen TKI diduga kuat dipalsukan.
Menurut Hanafi, untuk menjadi pelaut diperlukan kompetensi dan syarat-syarat yang berat. Izin untuk mendapatkan dokumen seperti buku pelaut (seaman book), perjanjian kerja laut (PKL), dan kompetensi lain, disahkan oleh syahbandar kelautan.
"Izinnya sangat ketat. Bagaimana mereka bisa masuk ke kapal Rusia itu? Agen perusahaan mereka tidak terdaftar di BNP2TKI (Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia)," ujar Hanafi dalam jumpa pers yang diikuti Tribunnews.com, di kantornya, Senin (11/2/2013).
Hanafi menjelaskan, agen penyalur TKI, yakni PT Rafa Global Marine, selain tidak terdaftar di BNP2TKI, juga tidak terdaftar di KPI.
Selain itu, setiap TKI yang akan bekerja di luar negeri harus memiliki Kartu Tenan Kerja Luar Negeri (KTKLN), yang dikeluarkan BNP2TKI.
"Yang bisa mendapatkan KTKLN harus punya perjanjian kerja laut yang disahkan syahbandar. Nyatanya, pelaut-pelaut tersebut tidak memiliki PKL (perjanjian kerja laut), tapi bisa mendapatkan kartu tersebut," tuturnya.
Dari 11 TKI, empat di antaranya berhasil selamat. Mereka adalah Ferry Septiano (Palembang), Abdul Muhammad Muksin (Kebumen), Karjuan (Pelabuhan Ratu), dan Nur Hasim (Subang).
Sedangkan tujuh orang TKI yang belum ditemukan adalah Hendra Scor Pianto, Agustinus Sitaniapessy, Media Setiawan, Das Kunah, Zaenal Arifin, Adi Panuti, Puji Sulistyawan.
Empat orang yang selamat sudah dipulangkan ke Indonesia, dan sedang dirawat di RS Mulia Sari, Semper, Jakarta Utara. Hanafi menjelaskan, keempat orang yang dirawat mengalami bengkak-bengkak, karena separuh tubuhnya terendam air laut.
Kapal FV Shans-IOI tenggelam di perairan Pulau Svetlaya, Rusia Timur, atau di utara Jepang. Kapal tersebut tenggelam akibat cuaca buruk pada 27 Januari lalu. (*)