Ibadah Haji 2012
Sepotong Indonesia di Tanah Suci
Serasa di Indonesia. Berjalan-jalan di Masjidil Haram dan sekitarnya tak perlu khawatir. Suasananya terasa benar-benar Indonesia karena

Belum lagi jamaah umrah. Setiap bulan, puluhan ribu jamaah umrah dari Indonesia. Ya, setiap bulan, kecuali di musim haji.
Itu semua sudah berlangsung sangat lama, puluhan tahun. Jadi masuk akal kalau sepotong Indonesia ada di Tanah Haram.
Sebagian orang Indonesia tidak hanya menjadi jamaah tapi juga tinggal di Saudi. Saya belum menemukan data pasti berapa jumlahnya. Seorang yang sudah lama di Saudi menjelaskan, etnis terbanyak berasal dari Madura (ya, saya teringat penjual bakso tadi).
Selanjutnya orang Banjar, lalu orang Sunda. Ada juga dari etnis Bugis maupun Makassar. Orang Bugis-Makassar bahkan pernah menjadi salah satu menteri di Saudi.
Saudi melarang warga asing membeli properti di Mekah. Walhasil, orang Indonesia hanya bisa tinggal di rumah kontrakan walaupun sebenarnya cukup banyak yang sanggup membeli rumah.
Sekiranya tidak ada larangan membeli rumah bagi warga asing, saya membayangkan Mekkah akan memiliki kawasan permukiman orang Madura, Banjar, Sunda, dan Bugis. Lalu potongan-potongan Indonesia akan bertebaran di Tanah Haram.
Indonesia menghiasai Mekkah dengan bahasa, makanan, dan orangnya. Jepang masuk melalui mobil. Seorang sopir taksi yang membawa sedan Toyota Camry menjelaskan, mobil-mobil Jepang --terutama Toyota--sangat dominan di Mekkah.
Ada juga mobil buatan Amerika Serikat, seperti Ford dan GMC, tapi jumlahnya sangat sedikit. Kapan ya, Indonesia menghiasi potongan-potongan Mekkah dengan produk berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi? Kapan ya, kita terkenal bukan sebagai TKI atau bakso?
Baca Juga: