Pemberontak Desak Pemerintah Suriah Lakukan Gencatan Senjata
Tentara pemberontak pembebasan Suriah (FSA), memberikan tenggat waktu kepada Pemerintah Presiden Bashar al-Assad
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Samuel Febriyanto
TRIBUNNEWS.COM - Tentara pemberontak pembebasan Suriah (FSA), memberikan tenggat waktu kepada Pemerintah Presiden Bashar al-Assad selama 48 jam untuk menjalankan rencana gencatan senjata PBB.
Komandan pasukan FSA, Kolonel Qassim Saadeddine mengatakan, Pemerintah Suriah memiliki waktu hingga Jumat (1/6/2012), esok hari untuk melaksanakan gencatan senjata.
Jika tidak, pihaknya juga tidak lagi terikat dengan rencana perdamaian yang digagas oleh Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Liga Arab.
"Pemerintah harus melaksanakan gencatan senjata, menarik mundur tentaranya, tank dan persenjataan dari kota dan desa di Suriah. Dan harus mengizinkan bantuan kemanusiaan secepatnya di wilayah yang terkena dampak dan membebaskan tahanan," tutur Qassim, seperti dikutip dari BBC, Kamis (31/5/2012).
Selain itu, ia menegaskan pemerintah harus serius menyerahkan kekuasaan kepada masyarakat Suriah melalui PBB.
Gencatan senjata antara Pemerintah Suriah dengan kelompok pemberontak diajukan oleh PBB dan Liga Arab, melalui utusan mereka Kofi Annan.
Sementara itu, dalam sebuah rapat tertutup, Dewan Keamanan PBB membahas tentang kelanjutan eskalasi konflik di Suriah.
"Anggota dewan dan anggota komunitas internasional hanya memiliki pilihan untuk mempertimbangkan apakah akan mempersiapkan aksi di luar rencana Annan dan otoritas dewan," ujar Duta Besar AS untuk PBB, Susan Rice.
Namun Rusia dan China, mematahkan harapan untuk dimunculkannya inisiatif baru untuk penyelasaian konflik Suriah.
Rusia mengatakan, segala intervensi luar dalam konflik Suriah akan memperburuk situasi di Suriah dan wilayah secara keseluruhan. Adapun China mengatakan menolak intervensi militer di Suriah atau perubahan rezim.