Jumat, 3 Oktober 2025

Krisis Libya

Obama: Peran AS di Libya Hanya Tekan Aksi Brutal Khadafi

Presiden AS Barack Obama mengakui keputusan untuk mengintervensi Libya, suatu yang sulit baginya. Apalagi saat hendak mengklarifikasi peran

Editor: Anwar Sadat Guna
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Andri Malau

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Presiden AS Barack Obama mengakui keputusan untuk mengintervensi Libya, suatu yang sulit baginya. Apalagi saat hendak mengklarifikasi peran Amerika Serikat di PBB pada seluruh parlemen dan rakyat AS.

Obama dalam pidato kenegaraannya, Senin (28/3/2011) malam waktu AS, menyebutkan jauh lebih besar kepentingan untuk menghentikan "kekerasan" "dengan bertindak dalam sebuah koalisi besar dengan dukungan negara-negara Arab di Libya."

"Tanggung jawab Amerika sebagai pemimpin dan -lebih mendalam - tanggung jawab kita untuk kita sesama manusia, dalam keadaan seperti itu (kekerasan dan pemusnahan warga sipil) akan menjadi pengkhianatan tentang siapa kita, "kata Obama.

Atas dasar itu Presiden AS memerintahkan kapal-kapal perang AS ke Mediterania karena pemimpin Libya Moammar Khadafi bertindak represif terhadap warga sipil.

"Amerika memiliki kepentingan strategis yang penting dalam mencegah Khadafi dari 'aksi yang mematikan' terhadap orang-orang yang menentang dia," tegas Obama.

Dia juga menekankan bahwa transisi ke sebuah "pemerintah yang sah" di Libya adalah "tugas bagi komunitas internasional, dan yang lebih penting, tugas bagi orang-orang Libya sendiri."

Obama mengatakan pengalihan operasi militer dari AS ke komando NATO akan berlangsung Rabu (30/3/2011).

Dia menambahkan, bagaimanapun: "Sejarah tidak berpihak ke Khadafi."
"untuk memperbarui rakyat Amerika pada situasi di Libya, termasuk tindakan-tindakan kami telah diambil dengan sekutu dan mitra untuk melindungi orang-orang Libya dari kebrutalan Moammar Khadafi, transisi ke komando NATO dan kontrol, dan kebijakan kami kedepannya," kata Obama di Gedung Putih.

Presiden AS telah mengatakan bahwa kebijakan AS adalah mengusir Khadafi. Namun, mandat dari koalisi militer hanya untuk menegakkan zona larangan terbang dan embargo senjata di Libya serta melindungi warga sipil.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved