Rabu, 1 Oktober 2025

Ibadah Haji 2025

Mbah Sumbuk, Jemaah Haji 109 Tahun Sempat Drop dan Halusinasi di Pesawat Menuju Jeddah

Sesampainya di Terminal Haji Bandara Jeddah, Mbah Sumbuk terlihat tenang meski harus didorong dengan kursi roda.

Penulis: Dewi Agustina
Tribunnews.com/Dewi Agustin
JEMAAH HAJI TERTUA - Mbah Sumbuk, jemaah haji tertua asal Indonesia tahun 2025, disambut Ketua Kloter JKS 33, Hilman Fauzi, setiba di Bandara King Abdul Azis, Jeddah, Minggu (18/5/2025) pagi Waktu Arab Saudi (WAS). Hilman menyebut Mbah Sumbuk sempat alami sempat drop dan berhalusinasi saat dalam penerbangan dari Jakarta menuju Jeddah.  

TRIBUNNEWS.COM, JEDDAH — Perjalanan menuju Tanah Suci tak selalu mudah. Begitulah yang dialami Mbah Sumbuk, jemaah haji tertua asal Indonesia tahun 2025. 

Di usianya yang menginjak 109 tahun, Mbah Sumbuk sempat drop dan berhalusinasi saat dalam penerbangan dari Jakarta menuju Jeddah pada Minggu (18/5/2025) pagi waktu Arab Saudi.

Meski sempat memburuk, kondisi Mbah Sumbuk akhirnya membaik sesaat setelah mendapatkan penanganan medis dan semangatnya untuk berhaji tak luntur.

Ia berhasil melanjutkan perjalanan ke Makkah menggunakan kursi roda dengan pengawasan ketat tim kesehatan.

“Beliau sempat drop di pertengahan jalan, sekitar enam jam dalam penerbangan. Kondisi terakhir, beliau sudah halusinasi, teriak-teriak, tidak nyambung diajak komunikasi,” ujar Ketua Kloter JKS 33, Hilman Fauzi.

Tertatih ke Makkah, Didampingi Anak hingga Dokter

Mbah Sumbuk tidak sendirian. Dalam keberangkatannya, ia didampingi oleh anak, menantu, cucu, serta satu tenaga kesehatan haji (TKH), dr Murdiana.

Mereka berangkat bersama Kloter JKS 33 Embarkasi Jakarta-Bekasi yang membawa 434 jemaah dengan delapan petugas.

“Alhamdulillah, beliau bersemangat sekali untuk berhaji. Setelah sempat diberi oksigen dan tindakan medis, beliau mulai bisa makan, minum, dan diajak bicara kembali,” kata dr Murdiana.

Baca juga: Kelakuan Bapak-bapak Calon Haji asal Blora Bikin Geger Rombongan Satu Bus, Begini Ceritanya

Untuk memastikan kesehatannya tetap stabil, Mbah Sumbuk akan terus dipantau oleh Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) selama berada di Makkah. Hotel tempat ia menginap pun disesuaikan agar lebih mudah dijangkau oleh tim medis.

“Beliau tetap dalam pendampingan kami, jadi tinggalnya bareng supaya bisa dipantau terus,” ujar dr Murdiana.

Wasiat Seorang Ibu: "Urus Sampai Meninggal"

JEMAAH HAJI TERTUA - Mbah Sumbuk, jemaah haji tertua tahun 2025 yang tergabung dalam Kloter JKS 33 saat menginjakkan kaki di Bandara King Abdul Aziz Jeddah, Minggu (18/5/2025) pagi Waktu Arab Saudi (WAS).
JEMAAH HAJI TERTUA - Mbah Sumbuk, jemaah haji tertua tahun 2025 yang tergabung dalam Kloter JKS 33 saat menginjakkan kaki di Bandara King Abdul Aziz Jeddah, Minggu (18/5/2025) pagi Waktu Arab Saudi (WAS). (Tribunnews.com/Dewi Agustina)

Kisah Mbah Sumbuk bukan hanya soal fisik yang renta, tapi juga tentang kasih sayang dan ikatan keluarga. Sukmi (56), anak bungsu dari sepuluh bersaudara, menjadi pendamping setia ibunya dalam ibadah haji ini.

“Saya, suami saya, dan anak saya ikut mendampingi. Ibu pesan supaya saya urus sampai meninggal,” ungkap Sukmi lirih.

Mbah Sumbuk sendiri sudah mendaftar haji sejak 2019. Meski beberapa anaknya telah wafat, semangatnya tak pernah padam untuk beribadah di usia senja.

Mbah Sumbuk Rindu Lemet dan Tak Bisa Makan Daging Broiler

Sesampainya di Terminal Haji Bandara Jeddah, Mbah Sumbuk terlihat tenang meski harus didorong dengan kursi roda.

Ketika disapa oleh tim Media Center Haji, matanya bersinar melihat seorang pewawancara yang ternyata berasal dari kampung halamannya di Kebumen.

“Alhamdulillah wes tekan kene (alhamdulillah sudah sampai sini),” katanya dengan senyum mengembang.

Baca juga: 1 Dzulhijjah 2025 Tanggal Berapa? Cek Kalender Hijriah Kemenag dan Jadwal Idul Adha 2025

Dengan polosnya, ia bertanya, “Kowe wong Kebumen, Le? Ngendi lemete, Le?” — sebuah pertanyaan sederhana yang mengundang tawa dan haru. Ia sangat ingin makan lemet, makanan tradisional dari singkong dan gula merah yang begitu ia rindukan.

Sukmi mengungkapkan bahwa selama penerbangan, sang ibu sulit makan. Bahkan, Mbah Sumbuk juga menyampaikan bahwa ia tak makan daging kambing atau ayam broiler, serta khawatir tidak bisa membeli beras di Tanah Suci.

Namun, semua kekhawatirannya perlahan diredakan oleh tim yang menemaninya.

“Selama berhaji, makan sudah disiapkan semua. Mbah tidak perlu repot,” ujar Warijan dari Tim MCH yang menjadi penerjemah sekaligus teman bicara Mbah Sumbuk.

Semangat Seorang Perempuan Seabad untuk Menginjak Tanah Suci

Perjalanan haji Mbah Sumbuk menjadi potret ketulusan dan tekad yang tak terukur oleh usia. Meski tubuh renta dan sempat sakit, ia tak menyerah.

Bahkan di tengah rasa sakit, ia masih sempat bercanda, menanyakan lemet dan keberadaan beras di Arab Saudi.

Kini, Mbah Sumbuk berada di Makkah, didampingi penuh oleh keluarga dan tim medis.

Harapannya satu: menunaikan rukun Islam kelima sebelum ajal menjemput.

Sebuah pelajaran tentang cinta, keteguhan, dan harapan yang tidak lekang meski usia telah lebih dari satu abad.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved