Selasa, 30 September 2025

Ibadah Haji 2024

Sepenggal Kisah Tak Terlupakan Petugas Haji, Jadi Pasukan Palugada hingga Dihadiahi Doa Jemaah

Tak ada lagi eksklusifisme seorang petugas kesehatan hanya mengurus jemaah sakit tapi juga harus bersiap menjalankan apa yang diminta jemaah.

|
Penulis: Anita K Wardhani
Editor: Dewi Agustina
Tribunnews.com/Anita K Wardhani
Petugas Haji Indonesia mengiringi jemaah saat beribadah di Masjidil Haram. 

Dalam pikirannya hanya terlintas, bagaimana jemaah ini segera pulih tak sampai terlewat.

Cuaca panas saat prosesi lempar jumrah aqabah memang benar-benar menguras tenaga apalagi banyak jemaah belum sarapan.

"Jadi saya hanya berpikir bagaimana agar jemaah tak lagi lemas. Infus saya kaitkan dengan perlengkapan ala kadanya di batang payung diselipkan di dinding jembatan Jamarat," katanya.

Oralit hingga bekal makanan pribadi pun dibagi untuk jemaah jadi senjata menolong. Jemaah akhirnya bisa lanjutkan perjalanan.

Baca juga: Jemaah Haji Lansia dan Risiko Tinggi Boleh Tanazul atau Dipulangkan Lebih Dulu, Ini Mekanismenya

Tim PKP3Jh berkolaborasi dengan Tim Emergensi Sektro (TEMS) dari KKHI kerap menghadapi jemaah yang lelah dan tanpa energi.

Petugas sengaja membawa bekal selain untuk sendiri juga untuk jemaah seperti tahun lalu dilakukan petugas, banyak jemaah belum sarapan demi melempar jumrah.

Tak hanya di Jamarot, keberadaan pasukan PKP3JH ini juga ada di seksi khusus (seksus) di Masjidil Haram.

PKP3JH melakukan jemput bola jemaah pada yang bermasalah kesehatannya saat beribadah di Masjidil Haram karena semua pusat kegiatan ibadah haji sebagian besar ada di kitar Kakbah.

PKPK3JH hadir saat jemaah kesulitan akses fasilitas kesehatan yang disediakan Arab Saudi.

Lokasi yang rawan menurut dr Ridwan adalah di area tawaf dan area sai.

Panas terik picu kelelahan dehidrasi heat stroke bahkan serangan jantung.

Jemaah yang punya peyakit bawaan seperti darah tinggi, diabet sangat rentan terpicu kelelahan hingga serangan jantung di lokasi tawaaf.

PKP3JH memberikan pertolongan pertama sebelum ke klinik emergensi dan RS Arab Saudi terdekat.

Kemudian ada pengalaman unik saat menemukan jemaah yang alami pendarahan karena tergerus eskalator.

Bergerak cepat tak ingin jemaah semakin lemas karena perdarahan hebat, peralatan ala kadarnya kembali jadi penolong.

Baca juga: Jadwal Penyelenggaraan Haji 2025, Tahap Awal Sudah Mulai sejak 18 Juni 2024

Saat petugas kehabisan perban, pakaian dalam jemaah pun jadi alat darurat untuk balut tekan sampai pertolongan lebih lengkap datang.

Lain lagi yang dialami Reza, perawat PKP3JH saat di Seksus Masjidil Haram.

Ada pengalaman berkesan yang paling diingatnya saat mendapatkan lansia demensia, delirium atau disorientasi waktu dan tempat.

"Banyak lansia yang tak menyadari sedang berada di Masjidil Haram, karena riwayat kesehatan yang tak baik jemaah ini demensia dan merasa masih di tanah air. Ini pengalaman paling berkesan karena perlu upaya lebih agar bisa berkomunikasi," kata Reza.

Tim Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama Jemaah Haji (PKP3JH) sektor khusus Masjid Nabawi membantu jemaah yang kehilangan temannya, Rabu (25/5/2023) malam.
Tim Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama Jemaah Haji (PKP3JH) sektor khusus Masjid Nabawi membantu jemaah yang kehilangan temannya, Rabu (25/5/2023) malam. (Surya/Galih Lintartika)
Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan