Senin, 29 September 2025

Perdagangan RI–Australia Melonjak, Nurdin Halid Optimis Defisit Perdagangan Bisa Berbalik Surplus

Nurdin Halid optimistis bahwa defisit perdagangan Indonesia dengan Australia bisa segera berubah menjadi surplus.

|
Editor: Content Writer
istimewa
EKSPOR INDONESIA KE AUSTRALIA - Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Nurdin Halid saat kunjungan pimpinan Komisi VI DPR RI dan para ketua Kelompok Fraksi VI ke Canberra dan Melbourne, Australia, pada 8 – 12 Agustus 2025. Nurdin melihat nilai ekspor Indonesia ke Australia dalam 5 tahun terakhir melonjak tajam hingga 100%. 

TRIBUNNEWS.COM - Dalam lima tahun terakhir, nilai ekspor Indonesia ke Australia tercatat melonjak hingga 100 persen. Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Nurdin Halid, menyatakan optimisme bahwa defisit perdagangan yang selama ini terjadi dapat segera berbalik menjadi surplus. Namun, ia menekankan perlunya kerja keras, inovasi, dan kolaborasi yang solid dari seluruh pemangku kepentingan untuk mewujudkannya.

Pernyataan tersebut disampaikan Nurdin Halid di sela-sela kunjungan pimpinan Komisi VI DPR RI dan para ketua Kelompok Fraksi VI ke Canberra dan Melbourne, Australia, pada 8 – 12 Agustus 2025. Kunjungan itu juga diikuti sejumlah BUMN yang memiliki keterkaitan erat dengan kemitraan bisnis dan perdagangan antara Indonesia dan Australia.

Menurut Nurdin, Indonesia harus bisa memanfaatkan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA) untuk meningkatkan perdagangan dan investasi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen dan masuk 5 besar ekonomi dunia tahun 2030. 

Australia adalah negara maju yang masuk G20 dengan jumlah penduduk 28 juta orang. Indonesia juga termasuk anggota G20 dengan kekayaan alam dan budaya serta jumlah penduduk 285 juta orang.

“Pemberlakuan UU Nomor 1 tentang Pengesahan IA-CEPA pada tahun 2020, terbukti mampu menggerek ekspor dan investasi Indonesia. Nilai ekspor kita ke Australia naik 2 kali lipat dalam 5 tahun terakhir. Artinya, Australia menjadi mitra dagang sangat strategis di tengah ketidakpastian ekonomi global, terutama akibat perang tarif,” ujar Nurdin Halid dalam keterangan tertulis, Senin (11/8/2025).

Nurdin menjelaskan, kunjungan kerja Komisi VI DPR ke Australia bertujuan untuk mendalami kondisi eksisting dan potensi serta kebijakan dan strategi pengembangan sektor perdagangan antara Indonesia dengan Australia. Selain itu, para wakil rakyat itu menggali kondisi bisnis dan dukungan cabang bank BUMN di luar negeri dalam kerja sama ekonomi dan perdagangan Indonesia- Australia.

“Komisi VI juga mendalami potensi pasar Australia sekaligus bagaimana mekanisme pelayanan konsumen yang dilaksanakan oleh perusahaan di Australia, yang dapat diaplikasikan oleh BUMN-BUMN kita di sektor jasa keuangan, pangan, pertanian, perkebunan, maupun kesehatan,” papar Nurdin.

Bagi Nurdin Halid, Australia adalah mitra dagang sangat penting dan strategis di tengah gejolak perdagangan global yang penuh ketidakpastian akibat penerapan tarif impor yang tinggi oleh Pemerintah Amerika Serikat. Di satu sisi, potensi pengembangan ekspor ke Australia sangat besar. Namun, di sisi lain, nilai perdagangan Indonesia dengan Australia justru mengalami defisit.

“Karena itu, Komisi VI mendorong Pemerintah untuk secara serius menggarap potensi pasar Australia sebagai strategi baru untuk meningkatkan perdagangan luar negeri kita yang akan memacu produktivitas industri dalam negeri, memperbesar peluang investasi, dan membuka lapangan kerja,” ujar Nurdin.  

Menurut Atase Perdagangan RI di Canberra, kata Nurdin, nilai ekspor Indonesia ke Australia pada tahun 2024 adalah US$5,59 miliar atau sekitar Rp89,44 triliun, sedangkan nilai impor Indonesia dari Australia pada tahun yang sama adalah US$7,88 miliar. Secara keseluruhan, total perdagangan Indonesia – Australia tahun 2024 mencapai US$13,474 miliar.

Komoditi utama ekspor Indonesia ke Australia antara lain besi, baja, mesin, peralatan listrik, minyak, gas, pupuk, produk kayu dan turunannya, pakaian, pupuk dan produk kimia organik lainnya, dan produk otomotif.

Baca juga: Nurdin Halid Gaungkan Indonesia First, Dukung Kemendag Jadi Penggerak Produk Lokal di Pasar Global 

Harus Bisa Surplus

Nurdin Halid optimistis, neraca perdagangan dengan Australia bisa segera surplus jika Pemerintah dan segenap stakeholders bisa mengoptimalkan potensi besar Australia sebagai pasar ekspor Indonesia. Indonesia harus mengoptimalkan perjanjian IA-CEPA sehingga Negeri Kanguru itu bisa dikembangkan menjadi hub (pusat pengiriman dan distribusi) bagi komoditi ekspor Indonesia ke negara-negara kawasan Pasifik.

“Indonesia – Australia adalah dua mitra utama ekonomi di kawasan Indo-Pasifik. Dengan IA-CEPA, Australia bisa menjadi pusat logistik dan distribusi komoditi Indonesia di kawasan Indo-Pasifik,” tegas Nurdin.

Keyakinan Nurdin Halid muncul setelah mendengar pemaparan pihak KBRI dan Atase Perdagangan RI di Australia maupun Indonesia Trade Promotion Center (ITPC). Nurdin menyebut ada sejumlah faktor internal dan eksternal yang mendasari optimismenya.

Pertama, Indonesia memiliki beragam komoditi dan sebagian praktis tidak punya pesaing. Data BPS menunjukkan, ekspor non migas Indonesia ke Australia meningkat signifikan hingga 60,58 persen sepanjang 2024. Peningkatan ini turut menurunkan defisit perdagangan Indonesia terhadap Australia.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan