Warga Australia Terharu Disapa Driver Ojek: Begitu Banyak Cinta di Indonesia
Anjum Kasmani, salah satu peserta Program Pertukaran Muslim Australia-Indonesia, membagikan pengalamannya selama berada di Indonesia.
Penulis:
Ibriza Fasti Ifhami
Editor:
Dodi Esvandi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Anjum Kasmani, salah satu peserta Program Pertukaran Muslim Australia-Indonesia (AIMEP) 2025, membagikan pengalamannya selama berada di Indonesia.
Dalam kunjungannya, ia terkesan dengan sikap ramah dan kepedulian masyarakat Indonesia yang menurutnya sangat langka di era modern.
Salah satu momen yang paling membekas bagi Anjum terjadi saat ia menggunakan jasa ojek online.
Ia merasa disambut dengan hangat oleh pengemudi, tanpa memandang latar belakang atau asal-usulnya.
“Begitu kita masuk mobil, pengemudinya tersenyum dan menyapa ‘apa kabar?’. Bahkan walaupun Anda bukan orang Indonesia, mereka tetap menyambut Anda dengan penuh cinta,” ujar Anjum saat ditemui di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (19/9/2025).
Menurut Anjum, keramahan semacam itu bukan hanya ditujukan kepada sesama Muslim, tetapi juga kepada pemeluk agama lain.
Ia menyebut bahwa sikap inklusif dan saling menghargai sudah menjadi bagian dari budaya masyarakat Indonesia.
“Saya melihat keramahan itu tidak bergantung pada agama. Baik Anda Muslim, Kristen, Hindu, atau Buddha, semua diperlakukan dengan hangat. Itu menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia melihat manusia sebagai manusia, bukan sekadar identitas,” tuturnya.
Baca juga: Terhanyut di Madura: Cerita Warga Australia Temukan Cinta di Tengah Selawat Santri
Anjum menilai, nilai-nilai kepedulian dan adab yang ia temui selama di Indonesia merupakan warisan budaya yang telah lama terbangun dan masih terjaga hingga kini.
“Di zaman modern ini, ketika banyak orang hanya peduli pada diri sendiri, saya justru menemukan komunitas yang saling peduli dan menghargai satu sama lain,” tambahnya.
Program AIMEP 2025 sendiri diikuti oleh tujuh pemimpin muda Australia yang berasal dari berbagai latar belakang, termasuk komunitas Muslim, museum Islam, dan organisasi hak asasi perempuan.
Mereka melakukan kunjungan ke Indonesia dari 15 hingga 26 September, dengan agenda di Jakarta dan Makassar.
Duta Besar Australia untuk Indonesia, Rod Brazier, menyebut bahwa hubungan antar masyarakat menjadi inti dari kerja sama bilateral kedua negara.
“Pertukaran ini memperkuat pemahaman lintas budaya dan agama,” ujarnya.
Sebelum kunjungan, para peserta menjalani kursus daring selama lima minggu bersama 12 delegasi Indonesia.
Program ini bertujuan mempererat hubungan antarwarga dan membangun dialog yang lebih inklusif antara dua negara.
Redakan Cemas, Warga Australia dan Diaspora Indonesia Ikuti Kegiatan Meditasi Bersama di Melbourne |
![]() |
---|
Hal Seputar Demo Ojol di DPR, Komunitas Ojek di Jakarta Utara Tolak Penurunan Komisi Jadi 10 Persen |
![]() |
---|
Perwakilan Massa Ojol Masuk Ke Gedung DPR, Sebut Ingin Bertemu Dasco dan Anggota Komisi V |
![]() |
---|
Sosok Dudy Purwagandhi, Menteri Perhubungan yang Didesak Mundur oleh Driver Ojol |
![]() |
---|
KSAD Jenderal Maruli: TNI Terus Evaluasi Jalur Penyelundupan Senjata OPM dari Australia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.