Senin, 29 September 2025

Beniyanto Sebut 30 Ribu Sumur Rakyat Bisa Menjaga Ketahanan Energi dan Penggerak Ekonomi Daerah

Anggota Komisi XII DPR RI Beniyanto mengatakan sumur rakyat dapat menjaga ketahanan energi sekaligus menggerakkan ekonomi daerah. 

Editor: Content Writer
Istimewa
SUMUR MINYAK RAKYAT - Anggota Komisi XII DPR RI, Beniyanto Tamoreka menegaskan bahwa pemberdayaan sumur minyak rakyat harus menjadi prioritas untuk menjaga ketahanan energi sekaligus menggerakkan ekonomi daerah. 

TRIBUNNEWS.COM - Anggota Komisi XII DPR RI Beniyanto Tamoreka menekankan sumur minyak rakyat harus jadi prioritas karena dapat menjaga ketahanan energi sekaligus menggerakkan ekonomi daerah. 

Saat ini, Kementerian ESDM telah mengidentifikasi sekitar 20.000-30.000 sumur tua yang siap dikelola oleh koperasi, BUMD, maupun UMKM.

Legislator asal daerah pemilihan Sulawesi Tengah itu menyebut langkah ini bukan sekadar teknis energi, tetapi agenda strategis yang menyentuh langsung kesejahteraan masyarakat.

“Jika separuh sumur ini diaktifkan dengan rata-rata produksi 10 barel per hari, potensi tambahan lifting bisa mencapai 90.0000-100.000 bph, setara 15 persen target nasional. Ini peluang yang tidak boleh terlewat,” ujarnya.

Beniyanto menekankan bahwa kebijakan ini adalah wujud nyata pemerataan ekonomi.

“Pemberdayaan sumur minyak rakyat bukan hanya soal energi, tetapi soal pemerataan ekonomi. Kami ingin masyarakat daerah, pengusaha lokal, koperasi, BUMD dan UMKM punya kesempatan mengelola sumber daya alamnya sendiri. Jika dikelola profesional dengan dukungan regulasi dan pembiayaan, potensi lifting bisa meningkat signifikan, sekaligus menciptakan lapangan kerja dan mendorong ekonomi kerakyatan,” tegas politisi Partai Golkar itu.

Kementerian ESDM melalui Permen ESDM No.14/2025 telah memberi landasan hukum untuk pengelolaan sumur rakyat. Syaratnya, pengelola harus berbadan hukum, memiliki modal Rp 5–10 miliar, serta melibatkan masyarakat setempat. Pertamina juga menyiapkan skema pembelian minyak rakyat dengan harga 70–80?ri ICP untuk memastikan keberlanjutan pasar.

Selain menambah produksi, dampak ekonominya sangat besar. Jika 5.000 sumur beroperasi, perputaran uang lokal diperkirakan mencapai Rp 250–500 miliar per bulan, menggerakkan UMKM sektor jasa migas, transportasi, dan industri pendukung lainnya.

Baca juga: Anggota Komisi XII DPR Beniyanto Tamoreka Dorong Penguatan Tata Kelola Tambang

Program ini juga berpotensi menyerap tenaga kerja lokal dalam jumlah signifikan. “Dari lapangan kerja teknis hingga usaha turunan, ini bisa menjadi mesin penggerak ekonomi di daerah penghasil migas,” kata Beniyanto.

Untuk memastikan implementasi berjalan baik, DPR mendorong akses pembiayaan murah seperti KUR hijau, insentif fiskal, serta pendampingan teknis dari BUMN migas maupun KSSS yang lain. Melaui Komisi XII juga  menegaskan pentingnya pengawasan SKK Migas untuk menjamin tata kelola yang transparan dan ramah lingkungan.

“Kami ingin kekayaan migas tidak hanya tercatat sebagai angka produksi, tetapi benar-benar dirasakan oleh rakyat. Inilah cara kita menghadirkan keadilan dalam pengelolaan sumber daya,” tutup Beniyanto.

Baca juga: Alfons Manibui Apresiasi Pemerintah dan PLN, Listrik Mulai Terang di Wilayah 3T seperti Papua

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan