Kamis, 2 Oktober 2025

Virus Corona

Melalui WHO, Indonesia Upayakan Dapat Hak Paten Produksi Vaksin Covid-19

Pemerintah saat ini sedang mengupayakan agar Indonesia bisa memperoleh Hak Paten untuk memproduksi vaksin virus corona (Covid-19)

Foto:capture zoom meeting
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dalam konferensi pers virtual bertajuk 'Update Penanganan Covid-19', Senin (2/8/2021). 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah saat ini sedang mengupayakan agar Indonesia bisa memperoleh Hak Paten untuk memproduksi vaksin virus corona (Covid-19) dengan teknologi messenger RNA (mRNA).

Perlu diketahui, langkah 'berbagi hak paten' ini merupakan strategi besar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang dapat mempercepat proses distribusi vaksin ke negara miskin dan berkembang.

Sementara itu, WHO juga selama ini telah melakukan inisiasi program berbagi vaksin COVAX ke negara yang kesulitan mengakses vaksin Covid-19.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa pendekatan untuk hak produksi ini kini sedang dilakukan Indonesia melalui WHO.

"Kita sekarang sedang melakukan pendekatan melalui WHO agar bisa dijadikan hak untuk produksi vaksin teknologi mRNA yang merupakan bagian dari strategi besar WHO," ujar Budi Gunadi, dalam konferensi pers virtual bertajuk 'Update Penanganan Covid-19', Senin (2/8/2021).

Baca juga: Pejabat WHO Telusuri Mengapa Varian Delta Jauh Lebih Menular Dibanding Virus Corona Sebelumnya

Ia kemudian menjelaskan bahwa tahapan selanjutnya akan dilakukan uji tuntas (due diligence) terhadap perusahaan yang diajukan untuk langkah produksi ini, terkait apakah perusahan tersebut sesuai dengan syarat yang ditentukan.

Dalam hal ini, pemerintah menunjuk perusahaan farmasi pelat merah Bio Farma untuk menjadi 'produsen'.

"Rencananya akan dilakukan due diligence ke Bio Farma untuk memastikan kesiapan kita," kata Budi Gunadi.

Bio Farma sebelumnya telah sukses memproduksi bulk vaksin Covid-19 asal China, Sinovac.

Sementara itu, kata Budi Gunadi, saat ini baru ada satu negara yang ditunjuk untuk memproduksi vaksin platform mRNA, yakni Afrika Selatan.

"Satu negara di dunia sudah ditunjuk yaitu Afrika Selatan," papar Budi Gunadi.

Ia pun menekankan bahwa pemerintah masih mencoba agar Indonesia bisa menjadi negara selanjutnya yang mendapatkan hak paten produksi ini.

"Kita masih berusaha agar kita bisa menjadi negara kedua yang ditunjuk untuk menjadi slh satu hak dunia untuk vaksin mRNA ini, dengan demikian bisa mengisi lah kebuthan antara vaksinasi," pungkas Budi Gunadi.

Perlu diketahui, perusahaan Afrika Selatan (Afsel) Biovac telah mencapai kesepakatan dengan raksasa farmasi Amerika Serikat (AS) Pfizer dan perusahaan bioteknologi Jerman BioNTech untuk memproduksi vaksin virus corona (Covid-19) bersama, mulai 2022 mendatang.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved