Jumat, 3 Oktober 2025

Virus Corona

Pertama Sejak Februari, Tidak Ada Kasus Covid-19 Lokal di Korea Selatan

KCDC melaporkan empat infeksi baru pada hari ini dan seluruhnya merupakan kasus impor.

JUNG YEON-JE / AFP
Petugas di Korea Selatan menyemprot disinfektan untuk cegah penyebaran virus Corona 

Pemerintah juga menjatah masker wajah pelindung di antara warga dan memberikan paket perawatan dengan makanan, air, produk-produk higienis, dan masker kepada mereka yang dikarantina sendiri. 

Pengujian telah membantu menurunkan tingkat infeksi, dengan kurang dari 20 kasus baru per hari dalam seminggu terakhir.

Meski begitu, para ahli medis mendesak masyarakat untuk tetap berhati-hati, dan pemerintah telah memperpanjang pedoman jarak fisik selama dua minggu hingga 5 Mei 2020.

"Karena kasus tanpa gejala, kami masih belum menemukan sejauh mana infeksi masyarakat di sini," kata Roh.

"Jadi, sangat penting untuk menjaga jarak sosial dan memakai masker di tempat umum," tambahnya.

"Juga penting untuk terus bekerja pada pengembangan perawatan yang layak dan aman untuk masa depan," terangnya.

Menurut Roh, para peneliti di seluruh dunia masih belum sepenuhnya memahami bagaimana virus bekerja.

Ia mengatakan, tidak yakin apakah orang dapat  benar-benar mencapai kekebalan penuh setelah pulih dari Covid-19.

Baca: Pejabat Korea Selatan Pastikan Kim Jong Un Masih Hidup dan Sehat

Lebih lanjut, Organisasi Kesehatan Dunia  (WHO) pada 24 April 2020 memperingatkan, negara-negara harus berhati-hati dalam mengeluarkan 'paspor imunitas' kepada mereka yang pulih dari Covid-19.

WHO mengatakan tidak ada bukti, orang tidak bisa mendapatkan penyakit itu lagi. 

Di Korea Selatan, mereka yang didiagnosis untuk kedua kalinya sedang dirawat di rumah sakit atau dirawat di ruang isolasi. 

"Jika permintaan untuk perawatan medis tiba-tiba meningkat karena kelompok infeksi yang besar, maka sumber daya medis dan tes diagnostik harus diprioritaskan untuk pasien dalam kondisi yang paling parah," kata Roh.

"Dalam hal itu, akan ada sedikit bandwidth untuk mempelajari pasien yang terinfeksi ulang atau mengaktifkan virus," jelasnya.

"Sejauh ini, kami belum melihat perubahan signifikan pada coronavirus itu sendiri, sehingga kemungkinan benar-benar terinfeksi ulang rendah," kata Hwang. 

"Jika varian virus muncul pada musim gugur atau musim dingin ini, maka ada kemungkinan reinfeksi," paparnya.

"Namun, biasanya ketika jumlah strain virus meningkat, daya menular virus meningkat, tetapi tingkat kematian cenderung menurun," jelasnya.

(Tribunnews.com/ Chrysnha, Andari Wulan Nugrahani) 

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved