Selasa, 7 Oktober 2025

Investasi Hijau Diyakini Mampu Buka Jutaan Lapangan Kerja Baru di Indonesia

Investasi hijau berpotensi meningkatkan 7-10 kali lipat lapangan kerja dibandingkan investasi konvensional.

Penulis: Lita Febriani
Editor: Choirul Arifin
Tribunnews/Lita Febriani
INVESTASI HIJAU - Staf Ahli Bidang Konektivitas dan Pengembangan Jasa Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Dida Gardera di acara Lestari Summit 2025 di Jakarta, Kamis (2/10/2025). Investasi hijau berpotensi meningkatkan 7-10 kali lipat lapangan kerja dibandingkan investasi konvensional. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah terus mendorong investasi hijau sebagai bagian dari strategi besar pembangunan berkelanjutan. 

Staf Ahli Bidang Konektivitas dan Pengembangan Jasa Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Dida Gardera mengatakan, investasi hijau memiliki potensi besar untuk membuka lebih banyak lapangan kerja dibandingkan investasi konvensional.

Dia mengatakan, investasi hijau berpotensi meningkatkan 7-10 kali lipat lapangan kerja dibandingkan investasi konvensional.

"Jadi dengan tambahan sekitar 1,8-2,2 juta pekerjaan baru pada tahun 2060 dapat mendukung tercapainya Indonesia Emas pada 2045," tutur Dida dalam Lestari Summit 2025, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (2/10/2025).

Menurutnya, hal ini menjadi peluang besar bagi Indonesia dalam memperkuat perekonomian sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan.

Pemerintah juga terus merespons dengan menarik investasi berkelanjutan, salah satunya lewat pengembangan ekosistem ekonomi hijau.

"Semua program kerja sama Indonesia dengan negara-negara sahabat, baik melalui IUCPA maupun kerja sama bilateral, bernuansa mendukung pertumbuhan ekonomi hijau," terangnya.

Selain fokus pada investasi hijau, pemerintah juga melanjutkan strategi hilirisasi sebagai program prioritas pembangunan ekonomi.

Hilirisasi komoditas kelapa sawit menjadi salah satu agenda penting, dengan jumlah produk turunan yang sudah mencapai 193 produk pada tahun 2024. Pemerintah menargetkan jumlah itu dapat meningkat menjadi 250 produk.

Hilirisasi ini juga didorong untuk mendukung penerapan biodiesel. Saat ini Indonesia telah masuk tahap B40 yang membutuhkan Crude Palm Oil (CPO) sebesar 15,6 juta kiloliter.

Baca juga: Pemerintah Petakan Sektor-sektor Potensial untuk Dorong Investasi Hijau di Daerah

Langkah tersebut diperkirakan bisa menghemat devisa negara sekitar Rp 147 triliun sekaligus mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 41,5 juta ton karbon.

Dengan kombinasi penguatan hilirisasi dan dorongan investasi hijau, pemerintah optimistis mampu memperkuat daya saing sekaligus mendorong transformasi menuju ekonomi berkelanjutan yang inklusif.

Baca juga: Indonesia Didorong Jadi Pusat Investasi Hijau Dunia di Tengah Perubahan Iklim

"Kalau kita lihat hal tersebut bisa menghemat sekitar Rp 147 triliun devisa negara. Kemudian juga pengurangan emisi gas rumah kaca, dengan substitusi fossil fuel tersebut sebesar 41,5 juta ton karbon," ucap Dida.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved