Literasi Keuangan Digital Gen Z Masih Rendah, Program Edukasi Jadi Urgensi
Literasi keuangan digital sangat penting dilakukan terutama bagi anak muda, pelaku sistem tersebut.
TRIBUNNEWS.COM - Dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan jasa keuangan digital di Indonesia mengalami lonjakan yang signifikan.
Keuangan digital adalah penggunaan teknologi digital dalam layanan dan proses keuangan untuk memfasilitasi transaksi, meningkatkan efisiensi, dan memperluas aksesibilitas layanan keuangan
Dompet digital, fintech lending, sistem “bayar nanti” (buy now, pay later), dan metode pembayaran digital lainnya kini menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat.
Namun di balik kemudahan tersebut, muncul tantangan besar: literasi keuangan digital masyarakat yang belum sejalan dengan tingkat akses dan penggunaan.
Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024, indeks literasi keuangan nasional berada di angka 65,43 persen, sementara indeks inklusi keuangan mencapai 75,02 persen, mengutip laman resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), ojk.go.id.
Untuk literasi keuangan syariah, indeksnya berada di 39,11 persen, sedangkan inklusi keuangan syariah di 12,88 persen.
Tingkat literasi digital untuk masyarakat Gen Z Indonesia pun dilaporkan hanya 62 persen, yang paling rendah di antara negara-negara ASEAN.
Tanpa pemahaman yang cukup, masyarakat, terutama anak muda Gen Z yang notabene sebagai pelaku sistem keuangan digital, rentan menjadi korban penipuan digital, phishing, pencurian data, atau tawaran fintech ilegal.
Kasus naiknya laporan penipuan dan kerugian triliunan rupiah mencerminkan risiko yang nyata.
Putra Pamungkas, Ph.D, Kepala Universitas Sebelas Maret (UNS) Fintech Center, mengatakan meski akses ke layanan keuangan digital sudah tumbuh, jika masyarakat tidak memahami produk, biaya, mekanisme, dan risiko yang terkait, maka inklusi hanya bersifat formal tidak berdampak signifikan pada kesejahteraan.
Untuk itulah dirinya menekankan pentingnya penyelenggaraan sesi edukasi ini termasuk bagi mahasiswa.
Baca juga: Kolaborasi 2 Platform Keuangan Digital Dorong Anak Muda Rajin Nabung di E-Wallet
Program edukasi keuangan digital pun dilakukan UNS, bekerjasama dengan pihak-pihak terkait.
Salah satunya bekerjasama dengan PT Pembiayaan Digital Indonesia (AdaKami), lewat Program Studi Bisnis Digital, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UNS.
Kegiatan edukasi literasi keuangan digital yang bertema “Fintech Lending 101:
Understanding Responsible Digital Lending in Indonesia.”
"Melalui sesi edukasi ini, mahasiswa mendapatkan pemahaman yang lebih seimbang bahwa layanan keuangan digital dalam konteks pinjaman daring, harus
dijalankan secara bertanggung jawab. Para mahasiswa kami harapkan juga dapat memahami peran penting pindar dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia," ujarnya Rabu (1/10/2025).
Sementara itu Fathan Faruqi, Content & Channel Manager AdaKami, menjelaskan, kegiatan tersebut menjadi komitmen perusahaan untuk terus ikut serta meningkatkan literasi keuangan digital generasi muda.
Melalui program literasi keuangan digital regular, dirinya berharap mahasiswa dan generasi muda dapat memahami manfaat
pindar secara luas.
Dan juga pentingnya penggunaan layanan secara produktif dan bertanggung jawab.
"Sebagai generasi yang digital native, generasi muda saat ini mudah mengakses berbagai jenis layanan keuangan digital, sehingga kesadaran sejak dini akan manfaat, risiko, dan menjaga keamanan data pribadi menjadi sangat penting," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.