Lindungi Data Pribadi, Ketahui Cara Kerja Social Engineering dan Tips Menghindarinya
Meskipun kewaspadaan individu adalah kunci, dukungan dari penyedia layanan perbankan juga sangat krusial dalam melawan kejahatan siber.
TRIBUNNEWS.COM - Kasus penipuan yang menyasar nasabah perbankan masih menjadi ancaman. Dengan teknologi yang makin canggih dan data yang saling terhubung, metode penipuan pun lebih variatif.
Salah satu modus yang hingga kini marak terjadi adalah social engineering (soceng). Penipuan ini tidak melibatkan peretasan (hacking), melainkan manipulasi psikologis, seperti membangkitkan rasa ingin tahu, mendesak korban bertindak cepat, atau membuat seseorang lengah.
Dengan modus ini, pelaku dapat menarik minat atau bahkan rasa takut dalam diri nasabah guna melancarkan aksi untuk mencuri dana dari rekening bank nasabah. Contoh kasus yang umum terjadi adalah nasabah menerima telepon dari pelaku yang mengaku sebagai petugas bank.
Pelaku menginformasikan bahwa ada transaksi mencurigakan di rekening korban dan meminta korban segera mengonfirmasi dengan memberikan kode OTP yang dikirim ke ponselnya.
Karena panik, tanpa sadar korban memberikan kode OTP tersebut. Alhasil, pelaku berhasil mengakses rekening korban dan melakukan transaksi tanpa izin.
Baca juga: Lindungi M-Banking dari Teknik Penipuan Manipulatif, Ini Cara Kerja dan Tips Menghindarinya!
Tips terhindar dari modus penipuan soceng
Pelaku soceng seringkali menggunakan teknik mendesak, mengancam, atau menjanjikan hadiah besar untuk membuat korban panik dan segera memberikan informasi pribadi tanpa berpikir panjang.
Agar data pribadimu selalu terlindungi, yuk ikuti tiga langkah di bawah ini:
1. Jangan pernah membagikan akun dan data pribadi
Jangan pernah membagikan data pribadi kepada siapapun, termasuk pihak yang mengaku sebagai perwakilan bank.
Adapun data pribadi yang dimaksud berupa username atau password aplikasi dan email, PIN, MPIN, kode OTP, nomor kartu ATM, kartu kredit atau kartu debit, nomor CVV, CVC kartu kredit atau debit, nama ibu kandung, dan informasi pribadi lainnya.
Jika ada pihak yang meminta data pribadi melalui telepon, email, atau pesan singkat, pastikan untuk melakukan double-check atau memverifikasi kebenarannya melalui kontak resmi bank atau institusi terkait.
2. Aktifkan autentikasi dua faktor (2FA)
Aktifkan fitur 2FA untuk akun keuangan dan media sosial guna memberikan lapisan keamanan tambahan, seperti kode SMS atau aplikasi otentikasi, selain kata sandi untuk masuk.
3. Jangan mengklik link yang mencurigakan
Umumnya penipu mengirimkan link/file dengan disertai pengumuman/pemberitahuan yang mendorong nasabah untuk bereaksi tanpa berpikir panjang, baik yang terlihat menggiurkan, mengundang rasa ingin tahu, atau malah bisa jadi berisi ancaman.
Jika menerima link/file mencurigakan melalui pesan singkat atau email yang mengatasnamakan bank atau institusi tertentu, hindari mengklik tautan tersebut! Untuk menjaga keamanan, kamu juga bisa memastikan alamat situs yang diberikan merupakan situs resmi bank tersebut.
Itulah tiga cara yang bisa dilakukan untuk melindungi data pribadi Anda dari modus penipuan soceng yang masih terus mengintai di era digital ini.
Selain itu juga, ada baiknya Anda mengetahui kontak resmi perbankan, mulai dari nomor telepon, akun media sosial, dan website resmi dari bank yang Anda gunakan.
BRI Imbau Masyarakat Tidak Mudah Terpancing Isu Uang Hilang di Sosial Media, Ini Fakta-Faktanya! |
![]() |
---|
Tips Menghindari Penipuan Online Menjelang Arus Balik |
![]() |
---|
Muncul Modus Penipuan File APK Jelang Pemilu, BRI Beberkan Cara Antisipasinya |
![]() |
---|
Cara Isi Saldo DANA Lewat ATM, M-Banking, dan Internet Banking BRI |
![]() |
---|
Cara Daftar dan Aktivasi Finansial BCA Mobile, Cukup Siapkan KTP |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.