Senin, 29 September 2025

Radana Finance Raup Laba Rp2,8 Miliar di Semester I 2025 Pasca Merugi di 2024

Radana Bhaskara Finance Tbk mencatatkan laba bersih Rp2,80 miliar di semester I-2025 setelah perseroan menutup 2024 dengan rugi Rp43 miliar.

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
handout
BUKUKAN LABA - Direktur Radana Finance Setiawan Nurtjahja dan Chief of Finance Radana Finance Elquino Parulian Simanjuntak usai paparan publik di Jakarta,   

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Emiten PT Radana Bhaskara Finance Tbk (HDFA) mencatatkan laba bersih Rp2,80 miliar di semester I-2025 setelah perseroan menutup 2024 dengan rugi Rp43 miliar.

Dalam  paparan publik manajemen menjelaskan, kerugian di 2024 terutama disebabkan pembebanan Aset Pajak Tangguhan sebesar Rp43,9 miliar sebagai penyesuaian neraca per akhir 2023. 

Aset Pajak Tangguhan ini muncul akibat akumulasi rugi sejak beberapa tahun sebelumnya hingga 2020.

"Setelah koreksi besar tersebut dilakukan, posisi Aset Pajak Tangguhan kini hanya mencerminkan penyesuaian fiskal atas transaksi tahun berjalan," kata Chief Finance Officer & Corporate Secretary HDFA, Elquino Simanjuntak saat paparan publik di kantornya di kawasan Jalan TB Simatupang, Jaksel, Rabu (24/9/2025).

Dikatakannya, kinerja positif di paruh pertama 2025 ditopang implementasi rencana bisnis 2025 yang memprioritaskan pembiayaan investasi alat berat dan truk melalui produk Asset-based Financing (ABF), serta pembiayaan modal kerja sebagai pendamping.

"Tahun 2025 menjadi tahun kelima HDFA memfokuskan diri pada pembiayaan produktif, dengan tren pertumbuhan yang terus meningkat," katanya.

Hingga akhir Juni 2025, HDFA menyalurkan pembiayaan sebesar Rp2,8 triliun, naik 15 persen year-on-year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun 2024.

Sekitar 60% portofolio mengalir ke sektor berbasis sumber daya alam seperti pertambangan dan perkebunan, diikuti sektor logistik (transportasi dan pergudangan) serta konstruksi.

Sektor-sektor ini dinilai menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia sebagai negara eksportir utama batubara, timah, nikel, emas, tembaga, dan kelapa sawit.

HDFA telah memperkuat jaringan perwakilan di berbagai kota, antara lain Samarinda, Balikpapan, Banjarmasin, Pontianak, Makassar, Surabaya, dan Palembang.

Direktur Radana Finance Setiawan Nurtjahja mengatakan, perseroan juga merencanakan penambahan kantor perwakilan di beberapa kota lain untuk memperluas komunikasi dengan nasabah dan mitra bisnis, sekaligus memberikan solusi pembiayaan yang cepat dan tepat.

Manajemen meyakini peluang pertumbuhan signifikan akan datang dari pelaku UKM dan wiraswasta yang berada dalam rantai nilai industri-industri unggulan tersebut.

Baca juga: BRI Berhasil Catatkan Portofolio Sustainable Finance Terbesar di Indonesia Senilai Rp796 Triliun

"Di sisi neraca, HDFA mencatat total aset Rp3,599 triliun, naik 18% yoy dari Rp3,056 triliun pada Juni 2024," katanya.

Piutang pembiayaan juga tumbuh menjadi Rp3,160 triliun, dari Rp2,528 triliun di periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, liabilitas meningkat 24% yoy menjadi Rp3,023 triliun, dibandingkan Rp2,430 triliun per Juni 2024.

Untuk sepanjang 2025, HDFA menargetkan pembiayaan Rp7,5 triliun. Strategi utama akan tetap bertumpu pada Asset-based Financing (ABF) dan pembiayaan modal kerja sebagai produk pendamping.

Baca juga: Perkuat Pembiayaan UMKM dan Proyek Strategis, BNI Salurkan Rp5 T ke Jamkrindo

"Sebagai mitra strategis perbankan nasional maupun internasional, HDFA terus memperkuat kerja sama pembiayaan untuk menjangkau dan mendukung pelaku usaha di Indonesia," tuturnya.

Dengan fokus pada sektor-sektor ekonomi andalan, perseroan berharap dapat mendorong pertumbuhan kredit perbankan sekaligus berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional.

 

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan