Minggu, 5 Oktober 2025

Ekonom Nilai Fundamental Ekonomi Indonesia Masih Kuat di Tengah Ketidakpastian Global

fundamental ekonomi Indonesia tetap kuat meski dihadapkan pada ketidakpastian global dan dinamika politik dalam negeri.

Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
FUNDAMENTAL EKONOMI - Fundamental ekonomi Indonesia tetap kuat meski dihadapkan pada ketidakpastian global dan dinamika politik dalam negeri. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif NEXT Indonesia Center Christiantoko menilai, fundamental ekonomi Indonesia tetap kuat meski dihadapkan pada ketidakpastian global dan dinamika politik dalam negeri.

Menurut Christiantoko, fundamental ekonomi dapat diukur melalui pertumbuhan ekonomi, inflasi, serapan tenaga kerja, neraca perdagangan, cadangan devisa, defisit anggaran pemerintah hingga stabilitas nilai tukar.

Baca juga: 2 Kali Sri Mulyani Diisukan Mundur dari Kabinet, Pernah Bikin IHSG Anjlok, Hari Ini Minta Maaf

"Berdasarkan data yang dipublikasikan sampai hari ini, hampir semua indikator menunjukkan kinerja yang cukup bagus," kata Christiantoko saat dihubungi Tribunnews, Senin (1/9/2025).

Dia mengatakan, ekonomi Indonesia masih tumbuh positif dan inflasi terkendali di bawah 3 persen. Tingkat pengangguran menurun dari 4,82 persen pada Februari 2024 menjadi 4,76 persen pada Februari 2025.

Neraca perdagangan juga mencatatkan surplus selama 63 bulan berturut-turut. Bahkan posisi cadangan devisa per Juli 2025 juga tetap tinggi, yakni 152 miliar dolar AS atau setara pembiayaan 6,3 bulan impor atau jauh di atas standar internasional tiga bulan impor.

"Soal stabilitas fiskal, menurut saya, masih terjaga dengan baik. Pemerintah juga menyadari, ada batasan maksimal 3 persen terhadap PDB. Karena itu, efisiensi dalam belanja, baik pada pemerintah pusat maupun transfer ke daerah," ujar dia.

Baca juga: Menko Airlangga: IHSG Turun 1,53 Persen Saat Aksi Demonstrasi Besar di Jakarta Jumat Lalu

"Itu bagian dari upaya pemerintah memilih skala prioritas sekaligus menjaga nilai efisiensi dan manfaat dalam belanja fiskal. Upaya ini membuat kesinambungan fiskal tetap terjaga dengan baik," sambungnya.

Christiantoko menilai langkah Bank Indonesia (BI) melalui intervensi di pasar valas dan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) efektif menjaga stabilitas rupiah. 

“Meskipun ada kerusuhan akibat demo, nilai tukar rupiah tetap stabil, menunjukkan kepercayaan investor terhadap fundamental ekonomi kita masih baik,” jelasnya.

Sementara dari sisi fiskal, ia menekankan pentingnya efisiensi anggaran serta belanja modal yang memiliki efek berganda pada perekonomian. 

Pemerintah juga disarankan memperhatikan sektor usaha agar tidak mengalami tekanan, termasuk melalui relaksasi perpajakan bila diperlukan.

“Cita-cita menuju nihil defisit anggaran pada 2027 merupakan arah yang tepat. Yang penting, belanja negara harus efektif dan memberi manfaat maksimal,” tegasnya.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved