Senin, 29 September 2025

Biomassa Jadi Pilar Transisi Energi, Aspebindo dan PLN EPI Perkuat Kolaborasi

Biomassa makin dipandang sebagai bisnis masa depan dalam mendukung kemandirian energi nasional.

Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Sanusi
HO
BIOMASS ENERGY - Bioenergy Biomass Opportunity Workshop, Training, and Field Trip yang berlangsung di Jakarta, Kamis (28/8/2025). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Biomassa makin dipandang sebagai bisnis masa depan dalam mendukung kemandirian energi nasional.

Ketua Umum Asosiasi Pemasok Energi, Mineral, dan Batubara Indonesia (Aspebindo), Anggawira, menegaskan hal itu dalam Bioenergy  Biomass Opportunity Workshop, Training, and Field Trip yang berlangsung di Jakarta, Kamis (28/8/2025).

“Sekarang ini sebenarnya biomassa adalah bisnis masa depan. Beda dengan batu bara, biomassa perlu supply chain yang jelas. Semua bisa jadi bahan baku, tapi kualitasnya beda-beda. Tanaman energi tentu lebih unggul meski biayanya lebih besar,” ujar Anggawira.

Baca juga: Menko AHY: Infrastruktur Berkelanjutan jadi Jangkar Transisi Energi di Indonesia 

Indonesia, menurutnya, kaya dengan sumber daya biomassa, mulai dari limbah pertanian, perkebunan, hingga tanaman energi yang ditanam khusus.

Optimalisasi limbah yang selama ini hanya dibakar dinilai bisa memberi nilai tambah besar bila dikelola bersama pemerintah daerah.

Acara ini dibuka dengan sambutan Ketua Panitia, M. Hadi Nainggolan, serta dihadiri sejumlah tokoh dari HIPMI, Kementerian ESDM, hingga PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI).

Direktur Utama PLN EPI, Rakhmad Dewanto, dalam keynote speech menegaskan komitmen PLN memperluas pemanfaatan biomassa untuk co-firing PLTU.

“Sepanjang 2024, PLN EPI berhasil menyerap 1,65 juta ton biomassa, naik dari 1,01 juta ton di tahun sebelumnya," ujarnya.

"Tahun depan target kami tiga juta ton untuk 48 PLTU. Program ini sudah terbukti menekan emisi karbon 921 ribu ton CO₂ sekaligus menghasilkan energi hijau 814 GWh. Ini langkah nyata PLN menuju bauran energi 23 persen pada 2025 dan Net Zero Emissions 2060,” kata Rakhmad.

Baca juga: Eddy Soeparno Dukung Komitmen Presiden Prabowo Percepat Transisi Energi

Selain Rakhmad, hadir pula Direktur Biomassa PLN EPI, Hokkop Situngkir, yang memaparkan prospek usaha biomassa di level domestik maupun internasional. Hokkop menekankan pentingnya penguatan rantai pasok dari hulu hingga hilir agar kebutuhan pembangkit bisa terpenuhi.

Sementara itu, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PLN EPI, Efin Febriantoro, menyoroti aspek administrasi dan pembiayaan.

“Skema kontrak, legalitas, dan mekanisme pembayaran menjadi kunci agar investasi di biomassa lebih bankable,” jelasnya.

Sepanjang hari, peserta workshop disuguhi beragam topik mulai dari spesifikasi teknis dan quality control, logistik rantai pasok, hingga tata niaga biomassa kelapa sawit.

Narasumber datang dari berbagai sektor: perbankan, perkebunan, kehutanan, hingga logistik. 

Diskusi berjalan interaktif dengan satu benang merah: biomassa adalah peluang bisnis hijau yang bisa menghubungkan sektor energi dengan pertanian dan perkebunan.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan