Lonjakan Harga Beras Guncang Jepang, Inflasi Ancam Kekuasaan PM Ishiba
Harga beras di Jepang melonjak 90,7 persen per Juli 2025, dibaderol 3.625 yen atau Rp 399.000 per 5 kg, berpotensi mengancam kekuasan PM Ishiba
Dalam pemilu tahun ini, koalisi yang yang diketuai Ishiba kehilangan mayoritas di dua majelis parlemen Jepang.
Para pemilih yang marah atas kenaikan biaya hidup menanggalkan dukungan mereka terhadap Partai Demokrat Liberal (LDP) yang selama puluhan tahun mendominasi politik Jepang.
Hal ini mengancam stabilitas pemerintah dan posisi Ishiba, terutama di tengah negosiasi tarif perdagangan mendesak dengan AS
“Lonjakan harga beras sangat simbolis. Ini bukan hanya soal inflasi, tapi tentang ketidakmampuan pemerintah memastikan kestabilan kebutuhan dasar masyarakat,” ujar seorang analis politik di Tokyo.
Para analis menilai kekalahan di parlemen akan melemahkan posisi pemerintah dalam diplomasi, sekaligus membuka ruang bagi lawan politik internal yang ingin menggoyang kepemimpinan Ishiba.
Krisis beras menegaskan kerentanan Jepang terhadap inflasi pangan. Dengan harga beras yang masih tinggi dan dukungan politik yang terus tergerus, masa depan Perdana Menteri Ishiba kini berada di ujung tanduk.
Perbandingan Harga Beras Jepang dan Indonesia
Lonjakan harga beras tak hanya dialami Jepang, belakangan Indonesia juga mengalami kenaikan harga komoditas beras.
Berdasarkan data Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kementerian Perdagangan, harga beras Indonesia mengalami tren kenaikan dalam sebulan terakhir (21 Juli–21 Agustus 2025).
Beras medium misalnya naik 0,67 persen atau Rp100, dari Rp15.000 menjadi Rp15.100 per kg. Sementara itu, beras premium naik 0,60 persen atau Rp100, dari Rp16.700 menjadi Rp16.800 per kg.
Meski begitu, Menteri Pertanian Amran Sulaiman menilai kenaikan harga beras di Indonesia masih tergolong wajar jika dibandingkan dengan lonjakan ekstrem yang terjadi di Jepang.
Amran menegaskan, perbandingan ini menunjukkan situasi di Indonesia relatif terkendali. Kendati demikian pemerintah berjanji akan terus menjaga pasokan dan memastikan stabilitas harga bagi masyarakat, mengingat komoditas ini menjadi kebutuhan pokok mayoritas rakyat.
(Tribunnews.com / Namira)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.