Ingin Konsolidasikan BUMN, Danantara Heran Jumlahnya Malah Terus Bertambah
Danantara Indonesia tengah berupaya mengonsolidasikan berbagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Indonesia.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) tengah berupaya mengonsolidasikan berbagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Indonesia.
Namun, alih-alih berkurang, jumlah BUMN justru terus meningkat.
Managing Director dan Chief Economist Danantara Reza Yamora Siregar mengungkap awalnya jumlah BUMN yang ada ketika Danantara dibentuk sekitar 700 sampai 800.
Baca juga: Komisi XI DPR: Reformasi Struktural dan Peran Danantara Kunci Perkuat Ekonomi Nasional
Namun, seiring berjalannya waktu, jumlah BUMN tersebut malah makin meningkat. Kini, angkanya mencapai hampir 1.050.
"Pada waktu kami datang, ada sekitar estimasi 700-800 BUMN. Setiap bulan kami analisa, kelihatannya makin lama makin banyak. Sekarang estimasi kami sekitar hampir 1.050 BUMN," katanya ketika memberi sambutan dalam acara seminar nasional yang digelar Lemhanas RI di Jakarta Pusat, Senin (11/8/2025).
Reza menjelaskan, jumlah besar tersebut tidak hanya berasal dari perusahaan induk, tetapi juga dari anak, cucu, hingga cicit perusahaan BUMN.
Menurut Reza, penting untuk mengetahui jumlah pasti BUMN yang ada di bawah pengelolaan Dananatara.
Dengan mengetahui secara pasti, Danantara bisa memetakan aset dan kewajiban (liabilitas) yang ada di bawah tanggung jawab mereka.
Lebih lanjut, Reza menyoroti perlunya sinergi antar BUMN, terutama yang memiliki lini bisnis serupa, salah satu contohnya adalah sektor asuransi.
"Apakah kita membutuhkan 14-15 asuransi? Apakah tidak cukup dengan satu asuransi jiwa, satu asuransi umum, satu asuransi syariah?" ujar Reza.
Selain asuransi, ia juga mencontohkan sineegi BUMN yang bergerak di bidang karya seperti Hutama Karya dan Waskita Karya.
Saat ini memang ada rencana merger perusahaan konstruksi pelat merah di bawah Danantara.
Selain itu, Reza menyoroti banyaknya BUMN yang menjalankan bisnis di luar core business mereka seperti memiliki hotel, rumah sakit, atau properti.
Reza memandang itu perlu disinergikan. Ia mengungkap Danantara akan mensinergikan beberapa BUMN ke dalam satu klaster.
"Nah, kemudian kami konsolidasi. Apakah perlu tadi yang saya bilang 14 asuransi? Apakah kita hanya butuh sekitar 3 asuransi? Jadi itu kita klaster lagi," ucap Reza.
Baca juga: Hapus Tantiem Komisaris BUMN, Danantara Ngaku Bisa Hemat Rp8 Triliun, Memang Berapa Nilai Tantiem?
Setelah proses sinergi dilakukan, Reza menyampaikan bahwa Danantara akan memperkuat model bisnis dan tata kelola BUMN yang tergabung, sebelum melanjutkan ke tahap penciptaan nilai.
Ia menegaskan target Chief Operating Officer (COO) Dony Oskaria adalah merampingkan jumlah BUMN menjadi sekitar 200.
"Sekitar 1.000 jadi sekitar 200, tapi 200 powerful BUMN. 200 competitive BUMN yang mempunyai daya saing teknologi dan human resource yang mempuni," ujar Reza.
Dony sebelumnya pernah menjelaskan bahwa perampingan BUMN ini bisa dalam bentuk penutupan hingga menyatukan dua perusahaan menjadi satu atau merger.
"Ada juga kita melakukan turn around daripada bisnisnya, mungkin ada juga yang akan kita tutup, tergantung daripada hasil fundamental business review," kata Dony, Selasa (20/5/2025).
Baru Jadi Menpora, Erick Thohir Canda: Bulutangkis dan Renang Lagi Biar Badan Kurus |
![]() |
---|
Keluarga Mohamad Ilham Pradipta Ajukan Perlindungan ke LPSK |
![]() |
---|
Erick Thohir Jadi Menpora: Komisi X DPR Tunggu Gebrakan Nyata |
![]() |
---|
Keluarga Korban Ilham Pradipta Kacab Bank BUMN Ajukan Perlindungan ke LPSK |
![]() |
---|
Jawaban Erick Thohir soal Jabatan Ketua Umum PSSI setelah Dilantik sebagai Menpora |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.