Senin, 6 Oktober 2025

Pertamina Jajaki Kemitraan Strategis dengan Penyedia Teknologi Guna Kembangkan Bioavtur

Pertamina SAF merupakan bahan bakar ramah lingkungan yang menggunakan campuran komponen minyak sawit dalam formula Bioavtur.

Istimewa
BIOAVTUR PERTAMINA - Direktur Perencanaan & Pengembangan Bisnis Pertamina Patra Niaga Harsono Budi Santoso saat gelaran Pertamina Investor Day 2025 di Jakarta, Rabu (16/7/2025). Ia mengungkap bahwa PT Pertamina Patra Niaga tengah menjajaki kemitraan strategis dengan penyedia teknologi agar pengembangan Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau Bioavtur dapat dilakukan lebih luas. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pertamina Patra Niaga tengah menjajaki kemitraan strategis untuk pengembangan Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau Bioavtur. 

Hal itu disampaikan Direktur Perencanaan & Pengembangan Bisnis Pertamina Patra Niaga Harsono Budi Santoso saat gelaran Pertamina Investor Day 2025 di Jakarta, Rabu (16/7/2025).

Bioavtur merupakan bahan bakar pesawat terbang yang ramah lingkungan terbuat dari sumber daya hayati.

Sumber daya hayati tersebut seperti minyak nabati, lemak hewani, atau limbah biomassa, yang diolah menjadi molekul bahan bakar mirip dengan avtur konvensional, sehingga dapat digunakan pada mesin pesawat tanpa modifikasi besar. 

Baca juga: Pakar: Pengembangan Bioavtur dari Minyak Jelantah Jadi Solusi Energi Alternatif

Pertamina SAF merupakan bahan bakar ramah lingkungan yang menggunakan campuran komponen minyak sawit dalam formula Bioavtur, sehingga dapat mengurangi emisi gas buang pesawat terbang.

"Kami tengah menjajaki kemitraan strategis dengan penyedia teknologi agar pengembangan SAF dapat dilakukan lebih luas," katanya dalam keterangan tertulis, dikutip Minggu (20/7/2025).  

"Ini merupakan langkah strategis kami dalam mendukung keberlanjutan energi dan mendorong pertumbuhan ekonomi hijau," jelas Harsono.  

Harsono menjelaskan, SAF merupakan bagian dari strategi jangka panjang perusahaan dalam menyediakan energi lebih bersih.

Selain itu sebagai upaya berkelanjutan sekaligus mendukung target Net Zero Emission (NZE) 2060.

Dalam dua tahun terakhir, Pertamina Patra Niaga telah melakukan tiga kali uji pasar SAF serta proses sertifikasi di seluruh rantai distribusi.

Mulai dari terminal BBM hingga depot pengisian bahan bakar pesawat udara.

"Ini kami lakukan untuk memastikan produk SAF yang kami distribusikan memenuhi standar industri dan siap digunakan oleh pelanggan (maskapai penerbangan),” ujar Harsono.

Ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mempercepat adopsi SAF secara nasional, sejalan dengan Peta Jalan SAF yang telah dicanangkan pemerintah.

Selain SAF, Pertamina Patra Niaga juga telah meluncurkan produk bahan bakar rendah karbon lainnya seperti Biosolar dan Pertamax Green 95.

Dengan kesiapan infrastruktur dan pengalaman panjang dalam penyaluran energi, Harsono optimistis bahwa SAF akan menjadi game changer dalam mendukung komitmen Indonesia terhadap pengurangan emisi karbon sekaligus membuka peluang baru di sektor energi terbarukan.

“Kami percaya, SAF bukan sekadar produk, melainkan simbol kesiapan Indonesia memimpin transisi energi di sektor aviasi," ucap Harsono.

"Dengan dukungan infrastruktur dan pengalaman Pertamina, SAF diharapkan membuka jalan menuju masa depan yang lebih hijau,” jelasnya.

Peroleh Sertifikasi

SAF Pertamina saat ini telah memperoleh sertifikasi ISCC CORSIA (Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation) dan ISCC EU (Renewable Energy Directive — European Union).

Dengan sertifikasi tersebut, Pertamina Patra Niaga dapat memasarkan produk berkelanjutan sesuai ketentuan CORSIA dan RED EU.

Pada 2023, Pertamina Patra Niaga berhasil melaksanakan uji coba perdana SAF untuk penerbangan komersial bersama Garuda Indonesia.

Penerbangan itu dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta (CGK) menuju Bandara Adi Soemarmo Solo (SOC).

Selain itu, Pertamina Patra Niaga sebelumnya juga telah sukses melakukan uji coba SAF pada ajang Bali International Airshow 2024 bersama sejumlah maskapai dan mitra strategis, di antaranya Citilink, Pelita Air, dan Virgin Australia, sebagai bagian dari komitmen mendukung pengembangan ekosistem aviasi rendah emisi di Indonesia.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved