Kementerian ESDM Sebut 1,28 Juta Rumah Tangga di Indonesia Gelap Gulita, Belum Ada Akses Listrik
Dari total itu, terdapat lebih dari 1,28 juta rumah tangga di Indonesia yang belum mendapat akses listrik hingga triwulan pertama tahun 2025.
Penulis:
Chaerul Umam
Editor:
willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan mencatat bahwa masih terdapat 10.068 lokasi di seluruh wilayah Indonesia yang belum memiliki akses listrik. Dari total itu, terdapat lebih dari 1,28 juta rumah tangga di Indonesia yang belum mendapat akses listrik hingga triwulan pertama tahun 2025.
Baca juga: Pemerintah Targetkan Peningkatan Kapasitas Tenaga Listrik Sebesar 71 GW, 70 Persen EBT
Pemerintah pun tengah menyusun peta jalan (roadmap) untuk mengaliri listrik ke 10.068 lokasi yang tersebar di seluruh wilayah tersebut. "Ada 10.068 lokasi yang tidak mempunyai akses aliran listrik, kalau dari rumah tangganya sudah ada 98,51 persen dari total Rumah Tangga nasional 86.598.260 yang kita dapatkan sumber datanya dari BPS. Jadi Rumah Tangga belum berlistrik itu ada 1.287.164," ujar Direktur Jenderal Ketenagalistrikan ESDM, Jisman P Hutajulu, dalam rapat bersama Komisi XII DPR RI, pada Senin (30/6/2025).
Menurut Jisman, pihaknya telah mengidentifikasi sebanyak 10.068 lokasi yang belum mendapat akses listrik. Lokasi-lokasi ini akan menjadi fokus utama dalam program elektrifikasi nasional.
Ia menambahkan bahwa pendanaan proyek ini bisa berasal dari berbagai sumber, tidak hanya dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
“Ini bisa saja dibiayai oleh APBN, bisa saja dibiayai oleh PNM (Permodalan Nasional Madani), bisa saja dibiayai oleh entah siapalah, pengusaha, ada CSR,” ujarnya.
Agar pelaksanaan proyek dapat transparan dan terukur, Jisman menekankan pentingnya pelaporan dan koordinasi lintas pihak. “Kita berharap itu dilaporkan kepada kami. Dari 10.068 itu kan kelihatan, lima program lima tempat, 20 program 100 tempat, ya kira-kira begitu, supaya transparan,” katanya.
Baca juga: Pria di Bekasi Tewas Tersengat Aliran Listrik Saat Mengecat Genteng
Dia juga menegaskan bahwa roadmap yang disusun bersifat fleksibel dan akan direvisi sesuai dengan dinamika di lapangan. “Makanya kami harus menetapkan roadmapnya. Itu untuk sementara, bisa bukan harga mati tapi direvisi. Andaikata ada daerah baru, kita tidak bisa menahan masyarakat itu untuk berdiam di situ. Kalau ada kehidupan di tetangganya, mereka pindah juga. Listrik harus hadir,” kata Jisman.
Terkait kebutuhan investasi, Jisman menjelaskan bahwa untuk mencapai akses listrik 100 persen khusus jaringan dan pembangkit PLN, dibutuhkan dana sekitar Rp 42,26 triliun. “Itu sudah kami hitung berdasarkan roadmap, berdasarkan apa yang dibangun, kabelnya berapa kilometer, trafo jenis apa yang digunakan, kira-kira seperti itu. Kita sudah koordinasi dengan teman-teman PLN,” katanya.
Baca juga: Penuhi Kebutuhan Energi Terbarukan, Arkora Hydro Jual Tenaga Listrik ke PLN Selama 25 Tahun
Selain lokasi yang belum teraliri listrik, Jisman juga menyoroti adanya 420 lokasi yang masih menerima layanan listrik di bawah 24 jam. Untuk meningkatkan layanan tersebut, pemerintah membutuhkan tambahan anggaran sebesar Rp 5,5 triliun.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.