Kemenperin Dorong IKM Pakaian Terapkan Prinsip Berkelanjutan Lewat Slow Fashion
Generasi Z Indonesia belakangan menunjukkan ketertarikan pada produk fashion vintage, retro dan circular fashion
Penulis:
Lita Febriani
Editor:
Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Generasi Z menunjukkan ketertarikan pada produk fashion vintage, retro dan circular fashion yang sejalan dengan nilai keberlanjutan, menurut survey Jakpat tahun 2022.
Hal ini membuka peluang besar bagi pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM) fesyen untuk mengembangkan produk-produk yang tidak hanya menarik dari estetika, tetapi juga relevan secara etika dan ekologis.
Guna transformasi wastra dan industri fesyen yang berkelanjutan di tengah berkembangnya tren fast fashion, Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal IKMA secara aktif melakukan berbagai inisiatif seperti pembinaan, pelatihan dan promosi kepada para pelaku IKM mengenai tren slow fashion.
"Konsep sustainability tidak hanya menjadi tuntutan pasar, tetapi juga strategi penting untuk memperkuat daya saing pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM), khususnya pada sektor fesyen dan kriya berbasis budaya lokal," kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian Reni Yanita dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (28/6/2025).
Perkembangan tren fast fashion turut mendorong kesadaran akan isu lingkungan dalam industri fesyen, sehingga mendorong inovasi yang lebih berkelanjutan. Oleh karena itu, konsep slow fashion hadir di tengah tantangan isu lingkungan di industri fesyen saat ini.
"Konsep slow fashion menekankan pada kualitas, etika dan berkelanjutan dalam proses produksinya, serta selaras dengan semangat wastra nusantara yang menjunjung nilai-nilai kearifan lokal dan kreativitas," jelas Reni.
Untuk mulai mengenalkan tren slow fashion sebagai langkah keberlanjutan untuk IKM, Kemenperin menyelenggarakan webinar berseri dengan tema "Sustainability: Membangun IKM Wastra Berkonsep Slow Fashion", yang diselenggarakan oleh Balai Pemberdayaan Industri Fesyen dan Kriya (BPIFK) 19-21 Juni 2025.
Kepala Balai Pemberdayaan Industri Fesyen dan Kriya (BPIFK) Kemenperin Dickie Sulistya menyebut, pengembangan industri fesyen nasional tidak hanya bergantung pada kreativitas produk, tetapi juga pada kemampuan adaptasi terhadap tren global dan preferensi konsumen.
Baca juga: Lewat UMK Academy, Pebisnis Fesyen Surabaya Didorong Garap Pasar Internasional
"Webinar ini menjadi bentuk sinergi antara Ditjen IKMA, Dekranas, Dekranasda Provinsi seluruh Indonesia dan para kolaborator lainnya dalam membangun ekosistem IKM fesyen yang inovatif, berkelanjutan dan berbasis budaya lokal," ucap Dickie.
Sosok Tri Krisna Murti, 'Anak Kemarin Sore' dari Gen Z yang Jadi Ketua RW di Jakarta Utara |
![]() |
---|
Gen Z Naik Daun: Ada yang Jadi Ketua RT, Jadi Koruptor dan Jadi Kepala Desa |
![]() |
---|
Rumah Flat, Solusi Hunian Terjangkau di Tengah Mahal dan Sempitnya Lahan Kota |
![]() |
---|
Menteri Agama Nasaruddin Umar Ingatkan Pentingnya Pencatatan Nikah untuk Generasi Z |
![]() |
---|
Gen Z Melek Trading: Potensi Sultan atau Jebakan Batman, Pakar Bongkar Rahasianya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.