Minggu, 5 Oktober 2025

PKT Gandeng KIE dan KMI Kembangkan Industri Rendah Karbon Ramah Lingkungan di Bontang

Kerja sama ini jadi bagian dari dukungan nyata perusahaan terhadap target pengurangan emisi dalam Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia

Penulis: Sanusi
Editor: Erik S
Istimewa
PERJANJIAN KERJA SAMA - PT Kaltim Industrial Estate (KIE) sebagai anak Perusahaan Pupuk Kaltim dan PT Kaltim Methanol Industri (KMI) resmi menandatangani Perjanjian Kerja Sama Penyediaan Suplai Karbon Dioksida (CO₂). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Kaltim Industrial Estate (KIE) sebagai anak Perusahaan Pupuk Kaltim dan PT Kaltim Methanol Industri (KMI) resmi menandatangani Perjanjian Kerja Sama Penyediaan Suplai Karbon Dioksida (CO₂).

Hal ini sebagai upaya bersama mendorong pengelolaan karbon yang lebih berkelanjutan, sekaligus memperkuat kontribusi industri terhadap transisi energi rendah emisi.

Langkah ini juga menjadi bagian dari dukungan nyata perusahaan terhadap target pengurangan emisi dalam Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia, sejalan dengan komitmen global terhadap Perjanjian Paris.

Baca juga: Tahun Ini BTN Targetkan Pembangunan 10 Ribu Unit Rumah Rendah Emisi

Dalam kerja sama ini, Pupuk Kaltim bertindak sebagai penyedia material CO₂, yaitu karbon dioksida yang dihasilkan dari proses produksinya. KIE berperan sebagai penyedia infrastruktur untuk suplai jalur distribusi CO2, sedangkan KMI menjadi pihak yang memanfaatkan CO₂ tersebut sebagai bahan baku tambahan untuk meningkatkan produksi metanol di pabriknya.

Direktur Operasi Pupuk Kaltim, F. Purwanto, menyatakan kerja sama ini merupakan langkah strategis yang sejalan dengan visi Pupuk Kaltim dalam mendukung agenda pembangunan berkelanjutan, khususnya pada aspek dekarbonisasi sebagai bagian dari program Environmental, Social, and Governance (ESG) perusahaan.

"Sebagai perusahaan yang berkomitmen pada prinsip keberlanjutan, kami melihat bahwa kerja sama penyediaan CO₂ ini tidak hanya bermanfaat secara operasional, tetapi juga merupakan bagian dari transformasi industri pupuk dan petrokimia menuju proses yang lebih hijau dan rendah emisi," ujar F. Purwanto.

Peran besar Pupuk Kaltim dalam kerja sama ini sangat signifikan, sebagai salah satu produsen pupuk terbesar di Asia Tenggara, Pupuk Kaltim menghasilkan CO₂ dari proses produksi amonia dan urea dalam jumlah yang standar dan handal. Selama ini, sebagian besar CO₂ tersebut dianggap sebagai emisi proses. Namun melalui inisiatif ini, CO₂ akan diolah kembali menjadi bahan baku bernilai bagi sektor energi, khususnya dalam proses konversi ke metanol oleh KMI.

Dalam sambutannya Direktur Utama KIE, Muhammad Erriza menyampaikan tentang harapannya terhadap kerjasama antar Perusahaan ini, untuk memperkuat sinergi dan mempercepat transisi energi.

“Kami percaya bahwa kerja sama antara KIE dan KMI ini akan menjadi langkah awal yang strategis dan saling menguntungkan. Tidak hanya memperkuat sinergi antar perusahaan, tetapi juga menjadi kontribusi nyata kita terhadap agenda nasional dan global dalam pengurangan emisi dan percepatan transisi energi.”

Baca juga: Jaring Investor di Hannover Messe, Indonesia Fokus Kebijakan Industri Rendah Emisi

Direktur Utama KMI, Futhosi Urai, menyampaikan bahwa penambahan suplai CO₂ melalui kerja sama ini akan memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan efisiensi dan kapasitas produksi metanol KMI.

“Dengan adanya tambahan pasokan karbon dioksida ini, dapat mengoptimalkan dan meningkatkan kapasitas produksi metanol. Ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang KMI dalam mengembangkan industri metanol yang lebih efisien, berkelanjutan, dan berdaya saing di pasar global," ujarnya. 
 

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved