Mandiri Taspen Terbitkan Obligasi Rp 3 Triliun untuk Perbaiki Struktur Pendanaan
Mandiri Taspen akan menerbitkan obligasi melalui skema Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) II, dengan target total dana sebesar Rp 3 triliun
Penulis:
willy Widianto
Editor:
Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Bank Mandiri Taspen (Bank Mantap) akan menerbitkan obligasi melalui skema Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) II, dengan target total dana sebesar Rp 3 triliun untuk memperbaiki struktur pendanaan.
Tahapan penerbitan akan dimulai dengan periode bookbuilding pada 11–18 Juni 2025.
Masa penawaran umum obligasi PUB II Tahap I akan berlangsung pada 1 Juli 2025, dengan penjatahan pada 2 Juli dan penyelesaian pembayaran dari investor pada 3 Juli 2025. Distribusi obligasi 4 Juli, dan pencatatan di BEI pada 7 Juli 2025.
“Penerbitan obligasi ini merupakan bentuk nyata komitmen Bank Mandiri Taspen dalam mendukung pengembangan wirausaha pensiunan serta mewujudkan visi sebagai Bank Pensiun nomor satu di Indonesia,” kata Direktur Bisnis Bank Mandiri Taspen Maswar Purnama di Jakarta, Rabu, (11/6/2025).
Dia mengatakan, seluruh dana yang diperoleh dari penerbitan obligasi ini akan digunakan sepenuhnya untuk membiayai pertumbuhan kredit pensiun.
Di 2025 Bank Mandiri Taspen menargetkan pertumbuhan 11,6 persen. Bisnis Bank Mandiri Taspen tumbuh positif Rp 5,4 trilliun secara year on year dengan nilai penyaluran kredit mencapai Rp 51,6 triliun.
Untuk menjaga pertumbuhan kredit yang sehat dan berkelanjutan, bank akan menerapkan strategi terukur untuk meningkatkan produktifitas sekaligus menjaga likuiditas kredit tetap terkendali.
Beberapa upaya yang dilakukan antara lain, optimalisasi basis nasabah eksisting, khususnya daftar pembayaran manfaat pensiunan atau Dapem non Loan yang telah memiliki hubungan aktif dengan bank, serta peningkatan kontribusi produk unggulan seperti produk usaha rakyat KUR dan auto Loan sebagai bagian dari strategi diversifikasi portofolio.
Pihaknya juga memperkuat strategi dengan PT Taspen untuk perluasan akuisisi rekening pensiunan maupun dengan Bank Mandiri dalam menjangkau nasabah payroll yang akan memasuki masa pensiun dalam waktu 3 tahun kedepan.
Perusahaan juga menerapkan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit melalui proses verifikasi kesehatan yang ketat dan eveluasi berkala berdasarkan profil resiko nasabah khususnya segmen pensiunan.
Baca juga: Reliance Finance Lunasi Obligasi Rp100 Miliar dari Total Rp400 Miliar
Selain itu juga dilakukan monitoring aktif terhadap nasabah non performer sebagai bagian dari penguatan dari manajemen risiko dan upaya menjaga NPL tetap terkendali,
“Dengan berbagai strategi tersebut, bank meyakini bahwa aspirasi pertumbuhan kredit yang ditargetkan dapat dicapai secara terukur dengan tetap menjaga kualitas aset dan mendukung kinerja keuangan,” jelasnya.
Direktur Finance, Risk, and Operations Bank Mandiri Taspen Putu Apriyanto menambahkan dana obligasi ini akan digunakan untuk perbaikan struktur pendanaan, dengan mengurangi cost of fund.
Baca juga: Pasar Obligasi di Indonesia Dinilai Masih Diminati Investor
Dengan cost of fund yang jauh lebih baik secara blended seperti itu akan meningkatkan kompetitif dalam melakukan penetrasi pasar khususnya di sektor pensiunan.
Mandiri Taspen memiliki 565 ribu nasabah pensiunan namun yang baru terkonversi secara kredit hanya 300 ribuan nasabah, masih ada sekitar 265 ribuan yang potensial dikonversi menjadi kredit.
“Setelah kita cuci secara RAC, itu masih ada sekitar 200-an ribu, dengan loan size kita rata-rata 150 juta maka, jumlah potensial kredit yang bisa kita ekspansi di sektor segmen pensiunan kurang lebih 200-an ribu nasabah pensiunan yang ada saat ini, di kali dengan Rp 150 juta, atau kurang lebih hampir Rp 3 triliunan,” jelasnya.
“Yang sudah jadi nasabah di tempat kami kurang lebih 300 ribu, itu juga potensial untuk dilakukan top up, potensi top up di nasabah yang eligible itu kurang lebih ada Rp 8 triliun sampai dengan Rp 9 triliun, dari 300-an ribu eksisting debitur Bank Mandiri Taspen,” lanjutnya.
Saat ini jumlah pegawai di Indonesia ada sekitar 3,4 juta dan dari angka itu, 120 sampai dengan 130 ribu akan pensiun setiap tahun.
“Setiap tahunnya Bank Mandiri Taspen menerima 90 sampai 100 ribu pensiunan dari Taspen. Setiap tahunnya ada 50 ribu calon dbitur yang bisa kita akuisisi,” ujarnya.
Putu juga mengungkapkan strategi meningkatkan probabilitas Bank Mandiri Taspen kedepan. Menurut dia, ada tiga hal yang akan dilakukan, pertama akan memastikan net interest margin melalui penerapan smart pricing pada penyaluran kredit secara selektif perwilayah, dan juga prioritas bisnis.
Dari sisi pendanaan, Bank Mandiri Taspen juga fokus pada perbaikan struktur dana dengan mendorong akuisisi dana ritel yang memiliki cost of fund yang rendah serta pengelolaan dana wholesale funding yang lebih terukur dengan fokus pada pertumbuhan jumlah nasabah.
Dalam penerbitan PUB II Tahap I ini, Bank Mandiri Taspen didukung oleh sejumlah jasa profesi penunjang.
Antara lain Mandiri Sekuritas, Trimegah Sekuritas, BNI Sekuritas, dan Mega Capital Sekuritas sebagai Joint Lead Underwriter (JLU); Tumbuan & Partners sebagai konsultan hukum; Ernst & Young sebagai Kantor Akuntan Publik; serta Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang bertindak sebagai Wali Amanat. Notaris yang terlibat dalam proses ini adalah Ir. Nanette Cahyani Handari Adi Warsito.
SMI Terbitkan Surat Utang Senilai Rp1 Triliun, Imbal Hasil hingga 6,80 Persen |
![]() |
---|
Dukung Pembiayaan Inklusif, BRI Terbitkan Social Bond Pertama di Indonesia Senilai Rp5 Triliun |
![]() |
---|
Bahana Sekuritas Hadirkan Fitur Baru, Investor Kini Bisa Jual Beli Obligasi dan Sukuk via Aplikasi |
![]() |
---|
Dorong Jiwa Wirausaha Pensiunan, Anak Perusahaan BUMN Kembangkan Bisnis Laundry |
![]() |
---|
Kalau Emas, Bitcoin, Saham, dan Obligasi Negara Jadi Manusia, Seperti Apa Ya Karakter Mereka? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.