Senin, 29 September 2025

Permintaan Tembaga Tinggi, Banyak Diserap Industri EV dan Panel Surya

Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas mengatakan, permintaan dunia terhadap tembaga kini sedang tinggi

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Sanusi
Choirul Arifin/Tribunnews.com
BEDAH INDUSTRI TAMBANG - Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas saat menjadi pembicara di talkshow Indonesia Miner 2025 di Jakarta, Selasa, 10 Juni 2025. Event Indonesia Miner 2025 berlangsung selama tiga hari dan mengangkat berbagai isu strategis yang krusial untuk masa depan sektor pertambangan nasional. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas mengatakan, permintaan dunia terhadap tembaga kini sedang tinggi, sementara volume produksi tembaga seperti dari industri tambang di Indonesia cenderung stabil (stagnan).

Hal itu memicu harga tembaga di pasar dunia terus meningkat. Permintaan tembaga di pasar internasional datang dari berbagai sektor industri, diantaranya dari industri kendaraan listrik (EV) dan industri yang memproduksi panel surya (solar cell). 

Baca juga: Smelter PT Freeport di Gresik Terbakar, PTFI Sebut Tak Bahayakan Lingkungan Sekitar

"Mengantisipasi hal tersebut, PTFI memfokuskan pada hal-hal yang bisa kami kontrol mengingat pertambangan kami berada di bawah tanah. Kami mengambil ore dari dalam tanah. Itu jadi tantangan bagi kami," ujar Tony Wenas

"Di sisi lain, kami tak bisa serta-merta memacu produksi tembaga lebih banyak lagi ketika harga tembaga semakin tinggi. Kami konsisten saja menjaga proyeksi produksi kami saat ini," ungkap Tony Wenas saat menjadi pembicara di talkshow Indonesia Miner 2025 di Jakarta, Selasa, 10 Juni 2025.

Sementara, proyeksi produksi emas batangan PTFI sekitar 50-70 ton per tahun mulai tahun 2025, menyusul beroperasinya fasilitas pemurnian logam mulia di smelter di Gresik.

Proyeksi ini juga mencakup suplai emas Antam sebesar 28 ton di awal tahun 2025.  

Tony Wenas mengatakan, perusahaan berkontribusi ke negara sebesar Rp 78 triliun dari pajak dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP).

"Kontribusi kita ke negara tahun lalu Rp78 triliun dan tahun ini kira-kira akan sama kalau volume produksi sama dan harga di pasar stabil," kata Tony Wenas.

"Soal harga, nggak ada yang tahu. Maka itu kita fokus pada apa yang kita bisa kendalikan, yakni produksi kita jaga agar berjalan lancar," ungkapnya.

Mengomentari penyelenggaraan Indonesia Miner 2025, Tony Wenas mengatakan, event tahunan ini bagus karena mengumpulkan banyak pelaku usaha tambang, regulator serta industri pendukungnya baik dari internasional maupun domestik.

Direktur Indonesia Miner Dimas Abdillah, menegaskan pentingnya kolaborasi di tengah dinamika industri tambang saat ini.

“Di tengah berbagai peluang dan tantangan, jelas bahwa kemajuan sektor ini tidak bisa dicapai sendiri. Kolaborasi menjadi kunci dan Indonesia Miner menjadi ruang strategis bagi para pelaku industri untuk bertukar wawasan, menjalin kemitraan, dan merancang masa depan pertambangan Indonesia," ungkap Dimas.

Dia mengatakan, event Indonesia Miner 2025 berlangsung selama tiga hari dan mengangkat berbagai isu strategis yang krusial untuk masa depan sektor pertambangan nasional.

Hari pertama membahas komoditas emas, tembaga, dan mineral lainnya; hari kedua difokuskan pada logam kritis yang semakin penting; dan hari ketiga akan menyoroti batubara serta peranannya dalam mendukung transisi energi Indonesia.

Dia menjelaskan, event ini juga menghadirkan program-program pendukung yang dirancang untuk memperdalam diskusi sektoral dan teknikal seperti Miners Talk yang menjadi platform bagi perusahaan untuk berbagi studi kasus proyek, dan membahas tantangan, solusi, dan praktik terbaik yang dapat menjadi inspirasi bagi pelaku industri lainnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan