Ekonom: Pemikiran Prof Sumitro Relevan untuk Membangun Indonesia, Domestik Harus Diperkuat
Dekan FEB UI Teguh Dartanto mengatakan Prof Sumitro Djojohadikusumo punya pemikiran perlunya penguatan ekonomi domestik dan integrasikan ke global
"Selama ini, nasional interest ini biasanya dibungkus dengan nasionalisme yang semu di Indonesia. Nasionalisme yang biasanya hanya diceremonikan. Tapi begitu. kita ngelawan dengan nasionalisme ekonomi, apa yang bisa kita lakukan?" beber Badri.
"Saya sampaikan fakta, jumlah mobil yang laku tahun lalu sebesar 1,1 juta dan 95 persen itu berasal dari satu negara. Atau 5,5 juta unit motor yang terjual tiap tahun di Indonesia, 98,9 persen itu berasal dari satu negara."
"Dalam konteks itu tentu negara (produsen) tersebut benar kita yang mungkin terlalu merelakan diri untuk menjadi pasar itu," kata Badri.
Dengan melihat masalah-masalah yang ada, maka sesuai dengan pemikiran Prof. Soemitro agar negara harus hadir.
"Kita punya bonus demografi, yang usianya di bawah 40 tahun itu sekitar 70 persen, tapi di saat yang sama pengangguran 7,28 juta orang per Februari kemarin," jelas Badri..
Badri mencontohkan China yang hanya dalam 20 tahun saja bisa mengangkat 1 miliar orang miskin. Salah satu yang dilakukan adalah dengan mengaktifkan anak muda untuk punya peran mengatasi masalah.
"Mulai dari tingkat kabupaten, propinsi hingga nasional. sional. Selama ini anak muda itu lebih banyak menjadi pasif player di ekonomi kita," katanya.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Rahayu Saraswati Djojohadikusumo yang juga Ketua Umum Tunas Indonesia Raya (Tidar) organisasi sayap Partai Gerindra menilai Profesor Sumitro sosok ekonom dan negarawan yang layak diteladani.
"Beliau pribadi humble, sederhana dan nggak suka flexing. Beliau adalah seorang intelektual yang bukan hanya bicara narasi tapi juga memiliki integritas dan menjalankan pemikiran beliau terlepas kita setuju atau tak setuju dengan pemikirannya," ujarnya.
Dia mencontohkan peristiwa ketika istri Prof Sumitro dan anak-anaknya harus ikut mengasingkan diri ke luar negeri karena bertabrakan idealisme dengan Bung Karno.
"Beliau (Prof Sumitro) kehilangan teman-temannya di Eropa karena ideologi komunis di Eropa yang merusak. Beliau berani melawan dan berseberangan dengan Presiden Soekarno," sebutnya.
"Pemikiran-pemikiran beliau sangat relevan untuk menjalankan ekonomi kerakyatan dan kita belajar dari sejarah yang salah."
"Sekarang pemikiran pemikiran beliau jadi landasan kebijakan ekonomi Pak Prabowo. Event forum diskusi ini untuk gugah para ekonom muda untuk berdiskusi dan bukan terpecah belah," sebutnya. (tribunnews/fin)
Usai Viral Disoraki Zionis, Rektor UI Heri Hermansyah Unggah Foto Bersama Dubes Palestina untuk RI |
![]() |
---|
Hadiri Pertemuan Kadin, Atta Ul Karim Bawa Misi Kolaborasi Indonesia dan Pakistan |
![]() |
---|
Penjelasan UI soal Rektor Prof Heri Galang Dana saat Acara Wisuda: Murni Sukarela |
![]() |
---|
Sosok Rektor UI Diteriaki Zionis saat Wisuda Mahasiswa, Prof Heri: Mari Kita Raih Rp8 Miliar |
![]() |
---|
JK: Jangan Menjadi Beban Masyarakat dengan Menganggur, Walau Saya Tahu Banyak Sarjana Driver Ojol |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.