Jumat, 3 Oktober 2025

Ekonom: Pemikiran Prof Sumitro Relevan untuk Membangun Indonesia, Domestik Harus Diperkuat

Dekan FEB UI Teguh Dartanto mengatakan Prof Sumitro Djojohadikusumo punya pemikiran perlunya penguatan ekonomi domestik dan integrasikan ke global

|
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Erik S
Istimewa
BEDAH PEMIKIRAN PROF SUMITRO - Suasana diskusi Soemitro Economic Forum di The Tribrata Hotel, Jakarta Selatan, Rabu, 4 Juni 2025. Banyak pokok-pokok pemikiran Prof Sumitro Djojohadikusumo yang relevan untuk kebutuhan membangun Indonesia di masa kini dan layak diimplementasikan.  

"Selama ini, nasional interest ini biasanya dibungkus dengan nasionalisme yang semu di Indonesia. Nasionalisme yang biasanya hanya diceremonikan. Tapi begitu. kita ngelawan dengan nasionalisme ekonomi, apa yang bisa kita lakukan?"  beber Badri.

"Saya sampaikan fakta, jumlah mobil yang laku tahun lalu sebesar 1,1 juta dan 95 persen itu berasal dari satu negara. Atau 5,5 juta unit motor yang terjual tiap tahun di Indonesia, 98,9 persen itu berasal dari satu negara."

"Dalam konteks itu tentu negara (produsen) tersebut benar kita yang mungkin terlalu merelakan diri untuk menjadi pasar itu," kata Badri.

Dengan melihat masalah-masalah yang ada, maka sesuai dengan pemikiran Prof. Soemitro agar negara harus hadir.

"Kita punya bonus demografi, yang usianya di bawah 40 tahun itu sekitar 70 persen, tapi di saat yang sama pengangguran 7,28 juta orang per Februari kemarin," jelas Badri..

Badri mencontohkan China yang hanya dalam 20 tahun saja bisa mengangkat 1 miliar orang miskin. Salah satu yang dilakukan adalah dengan mengaktifkan anak muda untuk punya peran mengatasi masalah.

"Mulai dari tingkat kabupaten, propinsi hingga nasional. sional. Selama ini anak muda itu lebih banyak menjadi pasif player di ekonomi kita," katanya.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Rahayu Saraswati Djojohadikusumo yang juga Ketua Umum Tunas Indonesia Raya (Tidar) organisasi sayap Partai Gerindra menilai Profesor Sumitro sosok ekonom dan negarawan yang layak diteladani.

"Beliau pribadi humble, sederhana dan nggak suka flexing. Beliau adalah seorang intelektual yang bukan hanya bicara narasi tapi juga memiliki integritas dan menjalankan pemikiran beliau terlepas kita setuju atau tak setuju dengan pemikirannya," ujarnya.

Dia mencontohkan peristiwa ketika istri Prof Sumitro dan anak-anaknya harus ikut mengasingkan diri ke luar negeri karena bertabrakan idealisme dengan Bung Karno. 

"Beliau (Prof Sumitro) kehilangan teman-temannya di Eropa karena ideologi komunis di Eropa yang merusak. Beliau berani melawan dan berseberangan dengan Presiden Soekarno," sebutnya.

"Pemikiran-pemikiran beliau sangat relevan untuk menjalankan ekonomi kerakyatan dan kita belajar dari sejarah yang salah."

"Sekarang pemikiran pemikiran beliau jadi landasan kebijakan ekonomi Pak Prabowo. Event forum diskusi ini untuk gugah para ekonom muda untuk berdiskusi dan bukan terpecah belah," sebutnya. (tribunnews/fin)

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved