Hipmi Berharap Paket Stimulus Ekonomi Dapat Memicu Peningkatan Daya Beli
Hipmi berharap, paket stimulus ekonomi yang diterbitkan pemerintah mampu menjadi trigger daya beli dan menjaga pertumbuhan ekonomi
Penulis:
Seno Tri Sulistiyono
Editor:
Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) berharap, paket stimulus ekonomi yang diterbitkan pemerintah mampu menjadi trigger daya beli dan menjaga pertumbuhan ekonomi nasional.
Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) Hipmi Akbar Himawan Buchari mengapresiasi gerak cepat pemerintah dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi.
Baca juga: Batalkan Insentif Diskon Tarif Listrik Juni-Juli, FKBI: Pemerintah Asbun
"Kebijakan ini patut diacungi jempol. Terlebih, data-data yang ada, menunjukkan bahwa ekonomi sedang tidak baik-baik saja," ujar Akbar, Jakarta, Selasa (3/6/2025).
Merujuk data Bada Pusat Statistik (BPS) terbaru, terjadi deflasi sebesar 0,37 persen pada Mei 2025. Ini menjadi deflasi yang ketiga setelah Januari 0,76 persen, dan Februari 0,48 persen.
Menurut Akbar, deflasi merupakan penurunan daya beli masyarakat. Hal ini sesuai dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) yang turun dari 108,47 pada April menjadi 108,07 pada Mei 2025.
"Masyarakat masih menahan belanja. Karena apa, saya belum bisa memastikan. Apakah menunggu sampai ekonomi dirasa benar-benar pulih, atau memang tidak ada uang untuk dibelanjakan," ulasnya.
Namun, Akbar menilai, paket stimulus senilai Rp 24,44 triliun bisa menjadi trigger daya beli. Terlebih, momentumnya untuk liburan anak sekolah, sehingga industri pariwisata bisa mendapat multiplier efeknya.
"Stimulus yang diberikan berupa diskon moda transportasi, tarif tol, dan subsidi upah. Stimulus ini bernuansa agar mobilitas masyarakat tetap tinggi saat libur sekolah," kata Akbar.
Meski menjadi berkah tersendiri bagi industri pariwisata, Akbar tidak langsung lega. Sebab menurutnya, paket stimulus ini merupakan upaya jangka pendek, sementara ekonomi global masih belum pasti kapan akan pulih.
"Saya ingat betul, Bu Menkeu di DPR pernah bilang, ekonomi dunia akan terus dibayang-bayangi ketidakpastian. Sementara paket stimulus ini hanya diberikan untuk bulan Juni dan Juli," ulas Akbar.
Baca juga: Cerita Kekecewaan Warga usai Diskon Tarif Listrik Batal: Kena Prank, Gagal Beli Tas Sekolah Cucu
Menurutnya, Pemerintah perlu menerbitkan isntrumen jangka panjang. Seperti insentif yang dapat menciptakan aktivitas ekonomi baru serta mampu meningkatkan produktivitas dan efisiensi ekonomi.
Akbar juga meminta agar Pemerintah memperbaiki iklim investasi secara tuntas.
Termasuk melakukan deregulasi secara masif, sehingga investasi bisa masuk dengan deras dan membuka lapangan pekerjaan. Dengan begitu, penyerapan tenaga kerja akan semakin bertambah.
Menkeu Purbaya Bakal Kucurkan Rp200 Triliun ke Perbankan, Hipmi Minta Mengalir ke Sektor Produktif |
![]() |
---|
HIPMI Jaya Bentuk Badan Otonom Camping, Fokus Ekowisata dan UMKM |
![]() |
---|
HIPMI Jaya: Langkah Gubernur Gratiskan Biaya Sewa Kios di Blok M Jakarta Bukti Keberpihakan ke UMKM |
![]() |
---|
BPS Catat Kesejahteraan Petani Meningkat di Agustus 2025, Daya Beli dan Produktivitas Menguat |
![]() |
---|
Cegah Dampak Buruk Aksi Unjuk Rasa ke Ekonomi RI, Pemerintah-DPR Diminta Ajak Rakyat Berdialog |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.