SKK Migas Akui PHE Terus Lakukan Eksplorasi di Tengah Berbagai Tantangan
Asnidar mengapresiasi PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Sub Holding Hulu PT Pertamina (Persero).
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Divisi Prospektivitas Migas dan Manajemen Data Wilayah Kerja pada SKK Migas, Asnidar mengapresiasi PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Sub Holding Hulu PT Pertamina (Persero).
Menurut Asnidar, PHE terus melakukan upaya eksplorasi di tengah banyaknya tantangan.
Demikian disampaikan Asnidar pada talkshow mengenai Transformasi Industri Migas: Efisiensi dan Eksplorasi Baru di Jakarta, baru-baru ini.
Baca juga: Sukseskan Swasembada Energi, PHE Catat Pertumbuhan Eksplorasi 37 persen Dalam Tiga Tahun Terakhir
Selain Asnidar, pembicara lain pada adalah Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ariana Soemanto, Direktur Eksplorasi PT Pertamina Hulu Energi (PHE), Muharram Jaya Panguriseng, dan Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid.
“Ini terus terang Pak Muharam, kami terima kasih dan highly appreciated buat Pertamina, karena menjadi tiga biggest company yang tertarik untuk eksplorasi saat ini,” ujar Asnidar.
Menurut Asnidar, tantangan usaha hulu migas saat ini memang sangat besar. Untuk itu, Pemerintah bersama SKK Migas terus berupaya membuat berbagai kemudahan usaha.
Antara lain, ease of doing business (EOB) bidang migas di Indonesia yang menarik, salah satunya pembentukan Satgas Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi.
”Jadi, one make policy dari lintas kementerian yang kita lihat ada percepatan-percepatan di perizinan. Tetapi, memang tidak bisa sempurna sekarang. Tapi kami sudah mengarah ke sana,” kata Asnidar.
Pada acara yang sama, Ariana Soemanto menyampaikan, masalah perizinan memang masih dirasakan.
Baca juga: Kegiatan Eksplorasi PHE Tumbuh 37 Persen di Tiga Tahun Ini
”Namun, dalam enam bulan terakhir, Presiden membentuk Satgas Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi dan Pak Menteri (Bahlil Lahadalia) menjabat ketuanya,” ujar Ariana.
Satgas yang dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden No. 1 Tahun 2025 itu, menurut Ariana adalah untuk memangkas birokrasi perizinan usaha migas yang ada sebelum ini.
“Pak Wamen ESDM sudah dua sampai tiga kali rapat ke Kementerian Pertanian (Kementan) untuk support perizinan yang ada di Indramayu dan daerah lain. Intinya, komunikasi antarkementerian jauh lebih cepat sekarang,” kata Ariana.
Sementara itu, PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Subholding Upstream Pertamina terus berkomitmen mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada energi.
Untuk menyukseskan program swasembada energi, PHE terus agresif mencari sumberdaya baru. Bahkan dalam tiga tahun terakhir, pertumbuhan eksplorasi PHE mencapai 37 persen per tahun.
Seperti disampaikan Muharram Jaya Panguriseng pada acara tersebut, terdapat tiga strategi utama yang dijalankan Pertamina untuk mendorong kegiatan eksplorasi.
Strategi pertama untuk memenuhi target jangka pendek lima tahun mendatang, PHE terus mengoptimalkan eksplorasi di area eksisting.
"Kami tetap berjalan di area eksisting, karena masih ada peluang di sana. Peluang ini membuat kami optimis bisa mendapatkan temuan besar seperti 2024, dimana menjadi temuan Pertamina yang terbesar sepanjang lima belas tahun terakhir," kata Muharram.
Strategi kedua untuk jangka panjang, PHE secara agresif akan masuk ke open area untuk mencari penemuan blok baru dengan potensi produksi yang signifikan.
Strategi ketiga, PHE melakukan kerja sama dengan mitra strategis sehingga angka risiko eksplorasi bisa ditekan dan bisa melakukan transfer teknologi.
Muharram menambahkan, dalam tiga tahun terakhir PHE sudah mendapatkan delapan wilayah kerja eksplorasi baru.
Selain itu, PHE juga berhasil mempertahankan tingkat pertumbuhan eksplorasi di angka 37?n menemukan cadangan eksplorasi terbesar sepanjang lima belas tahun terakhir.
Pada 2024, PHE berhasil mendapatkan dua discovery besar, yakni dari struktur kah Tedong (TDG)-001 dengan sumber daya 2C Recoverable sebesar 548 miliar kaki kubik gas (bcfg) dan dari struktur Padang Pancuran (PPC)-1 dengan sumber daya 2C Recoverable sebesar 140.6 juta barel minyak ekuivalen (mmboe).
"Keberhasilan ini adalah bukti nyata dari dedikasi dan kerja keras tim eksplorasi kami serta kolaborasi erat dengan SKK Migas dan Kementerian ESDM, sehingga diharapkan dapat berkontribusi pada lifting migas nasional," ujar Muharram.
SKK Migas: Realisasi Lifting Minyak Bumi di Semester I 2025 Mencapai 578 Ribu Barel per Hari |
![]() |
---|
Komisi XII DPR Minta SKK Migas dan Kontraktor Agresif Kejar Target Produksi Minyak |
![]() |
---|
Sosok Denny Januar Ali, Pendiri LSI Diangkat Jadi Komisaris Utama Pertamina Hulu Energi |
![]() |
---|
Potensi Bisnis Penyimpanan Karbon Besar, tapi Perlu Dukungan Perizinan |
![]() |
---|
Eksplorasi Bakat Sejak Usia Dini, Anak Perlu Lingkungan Positif |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.