Pesona Dolar AS Memudar, 70 Negara Lakukan Dedolarisasi Pilih Tinggalkan Mata Uang Paman Sam
Fenomena dedolarisasi mencuat, setidaknya lebih dari 70 negara mulai mengurangi ketergantungan mereka terhadap dolar dalam transaksi internasional
Penulis:
Namira Yunia Lestanti
Editor:
Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Selama beberapa tahun terakhir pasar keuangan di kejutkan dengan fenomena dedolarisasi, dimana sebagian besar masyarakat mulai mengurangi ketergantungan mereka pada dolar Amerika Serikat (AS).
Mengutip laporan Watcher, setidaknya lebih dari 70 negara kini secara aktif mengurangi ketergantungan mereka terhadap dolar dalam transaksi perdagangan internasional.
Adapun langkah ini diambil sebagai respons terhadap dominasi dolar Amerika Serikat (AS) dalam sistem keuangan global.
Perlu diketahui sejak perang dunia I, dolar AS muncul sebagai kekuatan ekonomi global.
Dominasinya yang terus menguat bahkan mendorong sejumlah negara di dunia menggelar Perjanjian Bretton Woods pada 1944 untuk mengukuhkan status dolar sebagai mata uang cadangan utama.
Sejak saat itu hampir 80 persen transaksi internasional, seperti perdagangan, investasi, dan transaksi keuangan. Sebagian besar dilakukan dengan melibatkan dolar AS.
Namun seiring berjalannya waktu, dolar AS mulai mengalami penurunan popularitas.
Dengan mengurangi popularitas dolar, analis menilai fenomena ini dapat memajukan mata uang lokal ditengah supremasi dolar.
Dedolarisasi juga dianggap sebagai jalan untuk memperkuat kedaulatan ekonomi, menghindari risiko politik, serta menciptakan sistem keuangan global yang lebih seimbang dan adil.
Penyebab Dedolarisasi
Para ekonom menilai dedolarisasi mulai terjadi setelah Amerika memberlakukan sanksi keuangan terhadap Rusia.
Sanksi tersebut awalnya dimaksudkan untuk memukul ekonomi negara beruang merah itu agar invasi di Ukraina dapat berhenti.
Baca juga: Dedolarisasi, Negara-negara BRICS Akan Luncurkan Sistem Keuangan Independen
Namun sayangnya pasca kebijakan tersebut diberlakukan, Rusia dan sejumlah mitra kerjanya mulai meninggalkan dolar dan beralih ke mata uang yang lebih ramah terhadap perdagangan internasional, seperti yang dikutip dari Mirage News.
Mulai dari situ nilai dolar mulai mengalami penurunan nilai ditengah kenaikan suku bunga dan lonjakan inflasi.
Pelemahan dolar AS bahkan berbanding lurus dengan realisasi pertumbuhan ekonomi AS kuartal I yang lebih kecil dari perkiraan. Dimana ekonomi AS hanya tumbuh di level 1.1 persen (YoY).
Daftar Negara yang Terapkan Dedolarisasi
Uni Ekonomi Eurasia (EAEU) seperti Rusia, Armenia, Belarusia, Kazakhstan, dan Kirgistan
mengonfirmasi bahwa mereka telah menyelesaikan 93 persen atau 100 miliar dolar AS perdagangan dalam mata uang nasional.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.