Senin, 29 September 2025

Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2025 di Bawah 5 Persen, Bos LPS: Jangan Terlalu Pesimis

Purbaya Yudhi Sadewa meminta masyarakat tidak terlalu pesimis menyikapi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada awal 2025.

Endrapta Pramudhiaz
PERTUMBUHAN EKONOMI RI - Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa ketika ditemui di kantor LPS, SCBD, Jakarta Selatan, Selasa (27/5/2025). Ia meminta meminta masyarakat tidak terlalu pesimis menyikapi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada awal 2025. Dok: Endrapta Pramudhiaz 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa meminta masyarakat tidak terlalu pesimis menyikapi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada awal 2025.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I 2025 tercatat sebesar 4,87 persen.

Menurut dia, angka ini wajar karena ini masih pemerintahan yang baru dan belum semua programnya berjalan.

Baca juga: LPS Turunkan Tingkat Bunga Penjaminan 25 Bps ke 4 Persen, Valas Bertahan

"Mungkin baru mulai agak cepat di bulan Maret. Januari dan Februari masih penyesuaian diri karena pemerintahnya baru. Saya pikir sih itu hal yang normal," kata Purbaya ketika ditemui di kantor LPS, SCBD, Jakarta Selatan, Selasa (27/5/2025).

Ia pun membandingkan situasi ini dengan awal pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2015, di mana pertumbuhan ekonomi juga sempat melambat di awal.

Namun, ketika pemerintahannya mulai berjalan dan para menteri sudah menyesuaikan diri, program-program mulai dijalankan, ekonomi pun disebut tumbuh lebih cepat

"Ketika pemerintahnya sudah mulai jalan, menteri-menteri sudah mulai menyesuaikan diri, mulailah itu program-program masuk ke ekonominya, uang-uang masuk ke ekonominya, ekonominya tumbuh lebih cepat," ujar Purbaya.

Baca juga: Prabowo Tugaskan Sri Mulyani Jadi Ketua Panitia Seleksi Dewan Komisioner LPS

"Jadi, jangan terlalu pesimis dengan angka 4,87 persen di triwulan pertama karena ini pemerintahan baru," jelasnya.

Terkait dengan target pertumbuhan ekonomi 8 persen, Purbaya menilai hal itu tidak mustahil asalkan kontribusi dari sektor swasta dan pemerintah bisa berjalan sama-sama.

Ia membandingkan di era Presiden SBY, pendorong utama ekonomi adalah sektor swasta. Sementara itu, di era Jokowi lebih banyak digerakkan oleh pemerintah.

"Jadi selalu pincang, salah satu saja yang jalan. Kalau ke depan dibuat kerja dua-duanya, itu bisa dicapai dengan tidak terlalu sulit," ucap Purbaya.

Lebih lanjut, kalau masalah-masalah yang menghambat bisa dibereskan, angka pertumbuhan ekonomi 8 persen itu dinilai bisa tercapai.

"Itu pakai doa yang kuat juga kan. Jadi bukan enggak mungkin. Kalau kita mau menjadi negara maju, harus ada laju pertumbuhan double digit selama lebih dari 10 tahun. Kalau enggak, ya kayak gini-gini aja. Maju, mundur dikit. Maju dikit, mundur dikit," kata Purbaya.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan