Kamis, 2 Oktober 2025

Aksi Driver Ojek Online

Pengemudi Ojol Tolak Rencana Grab Akuisisi GOTO, Menhub Dudy Enggan Ikut Campur

teri Perhubungan Dudy Purwagandhi enggan mengomentari rumor  akuisisi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) oleh Grab Holding Limited.

Tribunnews/Endrapta
MENHUB SOAL AKUISISI GOTO - Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi di acara konferensi pers di Jakarta Pusat, Senin (19/5/2025). Menhub menolak berkomentar mengenai rumor Grab akan mengakuisisi GOTO. 

Kedua, kinerja korporasi aplikator dinilai masih jauh dari ideal dan berimbang dalam hal transparansi mitra, jaminan sosial, dan kesejahteraan mitra.

Ketiga, akuisisi ini dinilai akan menimbulkan persaingan usaha yang tidak sehat serta terjadinya monopoli dalam bidang usaha ride hailing di Indonesia.

Baca juga: Tolak Merger Grab dan GoTo, SPAI: Timbulkan Monopoli dan Rugikan Mitra

Terkait dengan kapan aksi ini digelar, Igun mengatakan belum akan dilakukan dalam waktu dekat.

Dalam waktu dekat, yaitu pada 20 Mei mendatang, akan ada aksi di jalan yang akan dilakukan, tetapi memiliki tuntutan yang berbeda.

"Kami sedang fokus tiga tuntutan pada aksi besar masif seluruh Indonesia 20 Mei 2025 terpusat Jakarta, di Istana Merdeka dan DPR RI," ujar Igun.

Tiga tuntutan pada 20 Mei nanti adalah terciptanya payung hukum bagi pengemudi ojol, potongan biaya aplikasi 10 persen, dan normalkan tarif reguler (hapus aceng, slot, berbayar, double order, dan lain-lain).

"Untuk Aksi Menolak Merger akan kami laksanakan setelah Aksi 205 (20 Mei) nanti," ucap Igun.

Ini Kata Manajemen GOTO Soal Rumor Akuisisi

Manajemen PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) kembali angkat bicara terkait rumor akuisisi GOTO oleh Grab Holding Limited yang kembali menyeruak.

 

Berdasarkan kabar yang beredar, Grab sudah menunjuk penasehat untuk melakukan akuisisi. Bahkan aksi korporasi ini dikabarkan akan rampung pada kuartal II-2025.

Sekretaris Perusahaan GoTo R. A. Koesoemohadiani menyampaikan dari waktu ke waktu, Grup GOTO menerima penawaran-penawaran dari berbagai pihak.

“Adalah kewajiban direksi untuk menjajaki secara menyeluruh dan mengevaluasi dengan cermat serta penuh kehati-hatian,” jelasnya dalam keterbukaan informasi yang dirilis, Kamis (8/5), dikutip dari Kontan.

 

Dia bilang prinsip kehati-hatian akan dilakukan bertujuan untuk meningkatkan nilai jangka panjang bagi seluruh pemegang saham GOTO dengan tetap memperhatikan seluruh kepentingan.

“Namun sampai dengan tanggal keterbukaan informasi, kami belum mencapai keputusan apapun terkait penawaran yang mungkin telah diketahui atau diterima GOTO,” kata dia.

Wanita yang akrab dipanggil Diani ini bilang, merujuk keterbukaan informasi pada 19 Maret 2025, belum ada kesepakatan antara GOTO dengan pihak manapun.

 

 

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved