Menenun Mimpi dari Perca, Perjalanan Lintang Kejora ke Pasar Dunia
Produk olahan dari kain perca dari UMKM Lintang Kejora karya Rina Sulistyaningsih mampu meraba mancanegara, peran maksimal Rumah BUMN Solo
Penulis:
Facundo Chrysnha Pradipha
Editor:
Nuryanti
Contoh produk yang dibuat dalam workshop tersebut antara lain es kuwut, mochi, dan kue bawang dengan modal kurang dari Rp50.000.
Seluruh program pelatihan di Rumah BUMN Solo disediakan secara gratis bagi para peserta.
Hingga kini terdapat sekitar 74 ribu UMKM yang terdaftar pada rumahbumn.id dari wilayah Solo Raya.
Dari jumlah tersebut, sekitar seribu UMKM aktif dalam grup komunikasi daring.

Jumlah mitra terus meningkat dari tahun ke tahun, meskipun sempat menurun saat pandemi COVID-19.
Pasca pandemi, muncul banyak UMKM baru dari kalangan produktif, seperti mahasiswa dan lulusan baru.
Kriteria utama untuk menjadi mitra adalah memiliki semangat wirausaha, baik yang sudah punya usaha maupun yang baru ingin memulai.
Rumah BUMN Solo juga berperan dalam peningkatan daya saing dan akses pasar bagi UMKM.
Mereka menggandeng platform digital seperti Shopee dan Tokopedia untuk mendukung pemasaran daring.
Pelatihan yang diberikan mencakup public speaking, konten digital, dan editing video untuk menunjang promosi.
“Dengan pelatihan ini, UMKM bisa tampil beda dan punya ciri khas produk yang kuat,” kata Condro.
Produk mitra binaan juga sering diikutsertakan dalam pameran dan bazar, termasuk saat ada kunjungan direksi BRI atau pejabat kementerian.
Beberapa produk unggulan bahkan sudah berhasil menembus pasar ekspor seperti ke Kanada.
Kolaborasi menjadi prinsip utama dalam kerja Rumah BUMN Solo, sesuai arahan Kementerian BUMN.
Selain itu, Rumah BUMN Solo juga mendukung program tahunan BRI seperti BRI UMKM Ekspor yang mempertemukan pelaku usaha dan calon buyer dari luar negeri.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.