Senin, 29 September 2025

Belanja Cashless ala Digitalisasi, Kisah Inspiratif UMKM Lintang Kejora

UMKM Lintang Kejora satu dari sekian UMKM di Solo yang menerapkan digitalisasi perbankan melalui transaksi QRIS dan operasi BRIMo

Tribunnews.com/Chrysnha
Owner Lintang Kejora, Rina Sulistyaningsih menunjukkan produk kerajinan dari kain jumputan atau kain perca. UMKM Lintang Kejora satu dari sekian UMKM di Solo yang menerapkan digitalisasi perbankan melalui transaksi QRIS dan operasi BRIMo 

Putri tersenyum lega.

Tanpa perlu ragu, ia mengeluarkan ponselnya, membuka aplikasi BRImo, dan memindai kode QR yang ada.

Dalam hitungan detik, transaksi berhasil, dan Putri pun dapat melanjutkan liburannya tanpa kendala.

“Wah, simpel banget. Nggak perlu repot cari uang tunai lagi,” ujarnya sambil tersenyum lebar, melihat layar ponselnya yang menunjukkan konfirmasi pembayaran berhasil.

Bagi Putri, pengalaman ini bukan hanya soal membeli sebuah tas.

Ini adalah bukti nyata bahwa digitalisasi semakin memudahkan kehidupan sehari-hari, bahkan dalam transaksi kecil sekalipun.

Termasuk untuk Rina, pemilik UMKM Lintang Kejora, penerapan teknologi seperti QRIS dan aplikasi BRImo telah menjadi bagian penting dari perjalanan usahanya.

Rina Sulistyaningsih, yang kini berusia 50 tahun, memulai usaha Lintang Kejora pada tahun 2015 dengan modal keterampilan menjahit dan hobi mengoleksi pernak-pernik.

Awalnya, ia hanya menjual dompet kecil dari kain perca yang diperoleh dari penjahit setempat.

Namun, seiring waktu, permintaan mulai meningkat, dan Rina pun memperluas produknya dengan menambah berbagai jenis tas dan aksesoris lain.

Harga produk di Lintang Kejora bervariasi, mulai dari Rp 50.000 untuk dompet kecil hingga Rp 500.000 untuk tas ransel dan sling bag yang lebih besar.

Omzet bulanan Rina kini mencapai sekitar Rp 10-12 juta.

Piala dan piagam penghargaan yang diraih UMKM Lintang Kejora Solo
Piala dan piagam penghargaan yang diraih UMKM Lintang Kejora Solo (Tribunnews.com/Chrysnha)

Namun, perjalanan Rina menuju kesuksesan tidaklah mudah.

“Awalnya, saya merasa kesulitan sekali. Modal terbatas, pemasaran juga masih sangat konvensional. Tapi saya terus mencoba, berusaha, dan akhirnya perlahan bisa berkembang,” ungkap Rina dengan senyum haru saat mengenang masa-masa awal usahanya.

Rina menyadari bahwa untuk terus bertahan dan berkembang, ia harus mengikuti perkembangan zaman.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan