Industri Fintech Indonesia Tembus Rp341 Triliun di 2025, Pasar Sambut Antusias
Nilai pasar fintech Indonesia diperkirakan menembus 20,93 miliar dolar AS atau setara Rp341,1 triliun pada tahun 2025.
Penulis:
Eko Sutriyanto
Editor:
Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Industri financial technology (fintech) dan aset crypto di Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan menjanjikan.
Berdasarkan laporan riset dari Mordor Intelligence, nilai pasar fintech Indonesia diperkirakan menembus 20,93 miliar dolar AS atau setara Rp341,1 triliun pada tahun 2025.
Sementara itu, dari sisi transaksi aset crypto, data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat volume transaksi pada Januari 2025 sudah mencapai Rp44,07 triliun.
"Angka ini mencerminkan antusiasme pasar yang tinggi terhadap ekosistem keuangan digital dan investasi berbasis teknologi," kata Timothius Martin, Chief Marketing Officer aplikasi investasi crypto Pintu saat acara edukasi Pintu Goes to Office bersama Dana Indonesia di Jakarta belum lama ini.
Dikatakannya, tingginya potensi dan volume transaksi di kedua sektor ini mencerminkan masa depan yang menjanjikan bagi industri fintech dan crypto di Indonesia.
Pertumbuhan fintech dan crypto bukan hanya mencerminkan perkembangan teknologi, tapi juga menjadi indikator meningkatnya inklusi keuangan di Indonesia.
Di tengah meningkatnya penggunaan dompet digital, layanan pinjaman online, dan aset investasi digital, masyarakat kini memiliki lebih banyak akses dan opsi dalam mengelola keuangannya.
Pemerintah melalui OJK dan Bank Indonesia juga terus mendorong penguatan ekosistem keuangan digital, termasuk pengaturan dan pengawasan terhadap platform fintech dan aset crypto agar tetap aman, transparan, dan melindungi konsumen.
Baca juga: Pencurian Data Masih Jadi Masalah yang Ganggu Perkembangan Industri Fintech
"Dengan pasar yang besar, bonus demografi, dan penetrasi internet yang terus meningkat, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi kekuatan utama di sektor fintech dan crypto di kawasan Asia Tenggara," kata Timothius Martin.
Terus Dencarkan Edukasi
Di acara diskusi bertajuk Crypto Office Hour”, Timothius juga menekankan pentingnya edukasi dan literasi digital, terutama menyangkut blockchain dan aset crypto, yang kini semakin menarik perhatian masyarakat luas.
“Diskusi seperti ini menambah wawasan soal instrumen investasi crypto yang walau tergolong baru, tapi terus berkembang pesat,” tambahnya.
Baca juga: Kredit Macet Fintech Lending Mencapai Rp2,22 Triliun, Didominasi Peminjam Umur 19-34 Tahun
Director of Communications Dana Indonesia, Olavina Harahap menyatakan dukungannya terhadap inisiatif edukatif ini. Ia menilai, kolaborasi lintas pelaku industri sangat penting untuk mempercepat peningkatan literasi keuangan digital masyarakat Indonesia.
“Edukasi adalah bagian dari misi kami untuk menciptakan inklusi dan kesejahteraan keuangan. Kolaborasi ini sejalan dengan komitmen Dana untuk mendukung perkembangan industri aset crypto di Tanah Air,” ujarnya.
KPPU Siap Gelar Sidang Perdana Kasus Dugaan Kartel Bunga Pinjol, AFPI Sebut Cuma Atur Batas Atas |
![]() |
---|
Indonesia Timur Masih Tertinggal dalam Akses Fintech, Penyaluran Baru 21 Persen |
![]() |
---|
Target Ekonomi 8 Persen, Menteri PPN Dorong Transformasi Digital Sektor Riil |
![]() |
---|
PinjamanGo Gandeng Privy untuk Hindari Ancaman Fraud di Pinjaman Daring |
![]() |
---|
Komdigi: Pemerintah Siapkan Sanksi Tegas ke Fintech yang Jadi Kolaborator Judi Online |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.