Pasar Mangga Dua dan Barang Bajakan
Propaganda Perang Dagang China Vs AS, Pasar Mangga Dua dan Tuduhan Barang Branded Buatan AS
Dalam 3 hari ini, AS menuding Pasar Mangga Dua di Jakarta mendistribusikan dan menjual barang-barang bajakan.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perang dagang China Vs Amerika Serikat (AS) memasuki babak baru.
Setelah kenaikan tarif impor antara AS Vs China, perang dagang dilanjutkan dengan propaganda dagang.
Pekan lalu sejumlah influencer China di media sosial terutama TikTok menegaskan bahwa barang-barang yang di-branded mewah oleh Amerika dan Eropa merupakan buatan China.
Diantaranya, seperti dikutip dari CNN International, seorang pengguna TikTok bernama Wang Sen mengaku sebagai produsen asli untuk sebagian besar barang mewah dunia.
Dalam videonya, ia tampak memegang tas mewah bermerek Birkin.
Terlihat para pekerja pabrik tengah membuat tas-tas mewah yang nantinya akan diekspor ke luar negeri.
Wang Sen mengatakan bahwa brand-brand mewah tersebut dibeli China, lalu orang di Amerika menempelkan label merek mereka sendiri, seolah-olah tas-tas itu dirancang oleh desainer di Eropa.
“Mengapa kalian tidak menghubungi kami dan membeli langsung dari kami? Kalian tidak akan percaya harga yang kami tawarkan,” katanya.
Video tersebut kemudian dihapus dari aplikasi TikTok tapi di-repost sejumlah akun dan tersebar luas di X.
Bukan hanya Wang Sen, sejumlah influencer dari China juga mengatakan hal senada dan viral di TikTok.
Baca juga: Kondisi Pasar Mangga Dua Masih Ramai Pembeli meski Kini Jadi Sorotan AS karena Barang Bajakan
Dibalas Amerika, Indonesia Jadi Sasaran
Tidak tinggal diam, Amerika Serikat atau AS juga membalas propaganda China itu.
Sejumlah negara kena dampaknya termasuk Indonesia.
Dalam 3 hari ini, AS menuding Pasar Mangga Dua di Jakarta mendistribusikan dan menjual barang-barang bajakan.
Bukan rahasia lagi isu mengenai Pasar Mangga Dua mendistribusikan barang bajakan asal China sudah lama terdengar.
Kendati demikian, pemerintah RI melalui Menteri Perdagangan Budi Santoso mengatakan pihaknya akan terus mengawasi perdagangan barang-barang ilegal, termasuk di kawasan Mangga Dua, Jakarta, yang dikeluhkan AS.
Baca juga: Tas Branded Rp 4 Juta Dijual Rp 50 Ribu, Intip Daftar Barang KW di Pasar Mangga Dua
Seperti diketahui, dalam dokumen laporan tahunan Special 301 Report 2025 yang dirilis Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR), Pasar Mangga Dua di Jakarta masuk dalam daftar hitam pusat peredaran produk palsu di dunia.
Mangga Dua disebut sebagai "notorious market" atau pasar terkenal yang secara konsisten menjadi ladang subur bagi penjualan barang palsu mulai dari pakaian, aksesori, perangkat lunak, hingga produk bermerek internasional.
“Mangga Dua masih menjadi pasar yang populer untuk berbagai barang palsu, termasuk tas, dompet, mainan, barang berbahan kulit, dan pakaian jadi. Hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada tindakan penegakan hukum terhadap penjual barang palsu," tulis dokumen tersebut.
Sebenarnya bukan hanya Indonesia yang disorot AS soal barang bajakan.
USTR juga menyoroti dua negara lain di Asia Tenggara yakni Malaysia dan Thailand yang juga dianggap menjadi penghambat perdagangan.
Dalam kasus Thailand dan Malaysia, pemerintah AS juga mengeluhkan peredaran barang bajakan terutama yang dijual di kawasan Pasar Petaling Street (Kuala Lumpur) dan MBK Center (Bangkok).
China Ancam Negara-negara yang Negosiasi dengan Trump
Kemarin, pemerintah China mengumumkan akan menjatuhkan sanksi balasan kepada negara-negara yang melakukan negosiasi mengenai kenaikan tarif impor Amerika Serikat (AS).
Tak dijelaskan secara rinci sanksi apa yang akan diterapkan China kepada negara-negara yang melakukan negosiasi terhadap kenaikan tarif yang dikenakan Presiden AS Donald Trump itu.
Namun, Kementerian Perdagangan China menegaskan bahwa Tiongkok akan mengambil tindakan balasan dan timbal balik yang tegas.
Ancaman ini dilontarkan China setelah munculnya laporan bahwa AS berencana menggunakan negosiasi tarif untuk menekan puluhan negara agar memberlakukan hambatan baru pada perdagangan dengan China.
“China dengan tegas menentang pihak manapun yang mencapai kesepakatan dengan mengorbankan kepentingan China. Jika ini terjadi, China tidak akan pernah menerimanya dan akan dengan tegas mengambil tindakan balasan,” kata juru bicara Kementerian Perdagangan China, dikutip dari BBC International.
Tak hanya melontarkan ancaman, China juga memperingatkan negara-negara agar tidak lembek menghadapi perang tarif Trump.
Presiden China Xi Jinping pekan lalu telah mengunjungi tiga negara Asia Tenggara dalam upaya memperkuat hubungan regional, dan menyerukan mitra dagang untuk menentang intimidasi sepihak.
China mengatakan pihaknya sedang "meruntuhkan tembok" dan memperluas lingkaran mitra dagangnya di tengah pertikaian perdagangan.
Taruhannya tinggi bagi negara-negara Asia Tenggara yang terjebak perang dagang AS-China, terutama mengingat besarnya perdagangan dua arah blok ASEAN regional dengan China dan Amerika Serikat.
Menteri ekonomi dari Thailand dan Indonesia saat ini berada di Amerika Serikat.
Malaysia akan bergabung akhir minggu ini, semuanya berupaya untuk melakukan negosiasi perdagangan dengan AS.
Enam negara di Asia Tenggara dikenakan tarif berkisar antara 32 persen hingga 49%.
ASEAN adalah mitra dagang terbesar China, dengan total nilai perdagangan mencapai $234 miliar pada kuartal pertama tahun 2025, kata badan bea cukai China minggu lalu.
Perdagangan antara ASEAN dan AS berjumlah sekitar $476,8 miliar pada tahun 2024, menurut angka AS, menjadikan AS mitra dagang terbesar keempat blok regional tersebut.
"Tidak ada pemenang dalam perang dagang dan perang tarif," kata Xi dalam sebuah artikel yang diterbitkan di media Vietnam, tanpa menyebut Amerika Serikat.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.