Kamis, 2 Oktober 2025

Bangun Proyek Hunian di Bali, OXO Group Gandeng Studio Precht Asal Austria

Johannes Weissenbaeck mengatakan, untuk membangun OXO The Pavilions, pihaknya membutuhkan lebih dari sekadar arsitek

Editor: Sanusi
HO
KEMBANGKAN 100 PROPERTI - OXO Group Indonesia tengah mengembangkan lebih dari 100 unit properti di Bali, yang terdiri dari hunian, resor, hingga ruang kerja bersama, dengan total nilai mencapai Rp1 triliun. Perusahaan pengembang ini juga memiliki portofolio kapal pesiar mewah di Taman Nasional Komodo. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – OXO Group, perusahaan real estat di Bali, menggandeng arsitek internasional Chris Precht, pemilik Studio Precht yang berbasis di Austria. 

Bersama-sama, keduanya mengembangkan OXO The Pavilions, proyek visioner berkonsep wellness living yang akan diluncurkan pada pertengahan 2025. Proyek hunian ini memadukan desain wellness kelas dunia dengan konteks budaya serta lingkungan Indonesia yang kaya.

Baca juga: Banjir di Jabodetabek Pukulan Berat Sektor Properti, Penjualan Bisa Terkoreksi 20 Persen

Pendiri dan CEO Oxo Group Indonesia Johannes Weissenbaeck mengatakan, untuk membangun OXO The Pavilions, pihaknya membutuhkan lebih dari sekadar arsitek.

Ia bilang, Oxo memiliki misi menciptakan ruang yang tidak hanya merupakan investasi yang sehat secara finansial, tetapi juga sangat personal dan inspiratif. 

“Chris Precht mewakili generasi baru arsitek yang memahami bahwa desain harus melampaui estetika. Desain juga harus membentuk gaya hidup, komunitas, dan negara,” kata Johannes dalam keterangannya, Senin (24/3/2025).

Baca juga: Pemanfaatan Teknologi Digital Secara Kreatif Tunjang Pemasaran Properti oleh Agen

Johannes melihat pendekatan Precht berdasarkan pada integritas ekologis, keaslian budaya, dan kecerdasan teknologi. Ia bilang, kerja sama Oxo dengan Studio Precht ini akan mewujudkan pola pikir global yang progresi, menyatukan tingkat presisi khas Eropa dengan jiwa Asia Tenggara.

Chris Precht merupakan salah satu sosok paling menarik di kancah arsitektur global. Dengan portofolio di berbagai benua, dari gedung-gedung tinggi di pusat kota, hingga pondok bambu di lokasi yang terpencil, studionya sukses mendefinisikan ulang konsep arsitektur.

Dalam empat tahun terakhir, Studio Precht telah mendesain lebih dari 130 proyek, di mana 40 di antaranya telah dibangun. Dari kantor pusatnya di Pegunungan Alpen Austria, Studio Precht tengah mengerjakan beragam proyek arsitektur di Eropa, Amerika Utara dan Selatan, Timur Tengah, Asia, dan sekarang di Bali.

Baca juga: Sektor Properti Pulih, Pengembang Gandeng Perbankan untuk Pembiayaan KPR Proyek Paradiso Sentul

Lebih lanjut, Johannes menuturkan, kemitraan ini menandai era baru bagi lanskap properti Bali, yang menempatkan Indonesia sebagai pemimpin dalam pembangunan berkelanjutan yang berpusat pada manusia.

“Bali memang indah, tetapi juga kompleks. Membangun di sini menuntut kepekaan terhadap budaya, iklim, dan model ekonomi yang unik. Chris dan timnya menghadirkan keunggulan teknis dan empati kreatif untuk menghadapi tantangan itu,” terangnya.

Keahlian Studio Precht dalam mendesain arsitektur keberlanjutan dan wellness, sejalan dengan komitmen awal OXO Group Indonesia untuk membangun konstruksi bangunan berkualitas tinggi, namun berdampak rendah terhadap alam. 

Sebagai tambahan, Oxo Group Indonesia tengah mengembangkan lebih dari 100 unit properti di Bali, yang terdiri dari hunian, resor, hingga ruang kerja bersama, dengan total nilai mencapai Rp 1 triliun. Perusahaan pengembang ini juga memiliki portofolio kapal pesiar mewah di Taman Nasional Komodo.(Kontan)

Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved