Dirikan Pabrik Biomass Baru, MKTR Optimalkan Pemanfaatan Limbah Kelapa Sawit
Pemanfaatan limbah kelapa sawit di industri perkebunan kini semakin masif. Seperti yang dijalankan PT Menthobi Karyatama Raya
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemanfaatan limbah kelapa sawit di industri perkebunan kini semakin masif. Seperti yang dijalankan PT Menthobi Karyatama Raya Tbk (MKTR).
Melalui anak usahanya, PT Menthobi Hijau Lestari (MHL), MKTR menegaskan komitmennya dalam inovasi industri perkebunan dengan membangun pabrik biomassa EFB Pellet (pellet dari tandan kosong kelapa sawit).
Baca juga: UNODC Kerja Sama dengan Industri Kelapa Sawit Memerangi dan Cegah Korupsi di Sektor Kelapa Sawit
Langkah ini diwujudkan melalui Perjanjian Kerjasama Operasional (Joint Operation Agreement) dengan partner PT Suar Energi Futura untuk membangun fasilitas produksi baru berkapasitas 10 ton per jam.
Direktur MKTR, Pahlevi Pangerang mengatakan, kolaborasi ini akan memperkuat posisi MKTR sebagai bagian terdepan di green industry yang mengutamakan semangat keberlanjutan (sustainability) serta menciptakan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan.
"Kerjasama ini merupakan strategi jangka panjang MKTR dalam mengoptimalkan limbah sawit menjadi sumber energi terbarukan. Keberadaan pabrik ini menjadi solusi bagi industri kelapa sawit dalam mengatasi permasalahan limbah tandan kosong (jankos),” kata Pahlevi Pangerang dikutip Rabu, 5 Maret 2025.
Pahlevi menjelaskan, pabrik akan memasuki tahap komersial pada kuartal keempat 2025. Selain berkontribusi dalam efisiensi biaya penanganan limbah, fasilitas ini juga membuka peluang ekonomi baru bagi MKTR dan industri sawit secara luas.
Baca juga: Ekspor Minyak Kelapa Sawit Indonesia Terpukul Pajak Impor India
EFB Pellet: Biomass untuk Energi Hijau
Direktur MHL Dadan Ramdhani mengungkapkan, sejak November 2024, MHL telah melakukan uji coba produksi EFB Pellet dengan membangun fasilitas proses dengan kapasitas kecil untuk memastikan hasil Biomass Pellet telah memenuhi standar biomassa yang dibutuhkan industri.
Yakni, memiliki kandungan kalori tinggi, rendah potasium dan klorin untuk mengurangi risiko korosi pada boiler, moisture sesuai standar untuk memastikan efisiensi pembakaran, dan aman digunakan di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Sebagai langkah awal, MHL telah melakukan burning test dengan perbandingan EFB pellet dan cangkang sawit yang dibakar secara terpisah.
Baca juga: Wisuda 331 Mahasiswa Tahun Lalu, ITSI Siapkan SDM Unggul Sektor Perkebunan Kelapa Sawit
“Hasil uji coba menunjukkan performa yang melampaui ekspektasi awal, menegaskan potensi besar EFB pellet sebagai sumber energi terbarukan,” kata Dadan.
Dadan optimistis, pabrik ini akan menjadi game changer dalam industri pengelolaan limbah sawit. Selain meningkatkan efisiensi dan profitabilitas, langkah ini juga berkontribusi dalam mencapai target transisi energi hijau nasional.
EFB Pellet merupakan sumber energi alternatif ekonomis yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan industri dan pembangkit listrik.
Keberadaan pabrik ini sejalan dengan visi pemerintah dalam mendorong penggunaan energi hijau, sebagaimana tertuang dalam target Astacita pemerintahan Presiden Prabowo di sektor energi. (tribunnews/fin)
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
Biomassa Jadi Pilar Transisi Energi, Aspebindo dan PLN EPI Perkuat Kolaborasi |
![]() |
---|
10 Provinsi Pemilik Lahan Kelapa Sawit Terluas di Indonesia, Mana Saja? |
![]() |
---|
10 Negara Penghasil Minyak Kelapa Sawit Terbesar di Dunia, Indonesia Peringkat Satu |
![]() |
---|
Sosok Liana Saputri, Anak Sulung Pengusaha Haji Isam yang Viral usai Akuisisi Saham KFC |
![]() |
---|
Rekam Jejak Martua Sitorus, Pemilik Wilmar Group yang Disorot dalam Kasus Korupsi Ekspor CPO |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.