Jumat, 3 Oktober 2025

Industri Mebel dan Kerajinan Berpotensi Jadi Sektor Unggulan RI

industri mebel dan kerajinan disebut menjadi penggerak ekonomi melalui penciptaan lapangan kerja serta kontribusi terhadap devisa

HO
SEKTOR UNGGULAN - Rakernas HIMKI 2025 di Hotel Manhattan Jakarta, Rabu (19/2/2025). Ketua Umum HIMKI Abdul Sobur mengatakan industri mebel dan kerajinan RI memiliki potensi besar sebagai sektor unggulan di masa depan. 

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Industri mebel dan kerajinan diyakini memiliki potensi besar sebagai sektor unggulan RI di masa depan.

Ketua Umum Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Abdul Sobur mengatakan, ini berkat dukungan ketersediaan bahan baku yang melimpah.

Selain itu, sumber daya manusia yang kompeten, serta pasar yang terus berkembang, baik di dalam maupun luar negeri.

Baca juga: Rayakan Satu Dekade IFEX, Pameran Mebel dan Kerajinan Unggulan Indonesia Kembali Hadir di 2025

"Kita memiliki bahan baku yang cukup beragam, mulai dari kayu, rotan, bambu, hingga serat alam lainnya," kata Sobur saat memberi sambutan dalam acara Rakernas HIMKI 2025 di Hotel Manhattan Jakarta, dikutip dari siaran pers pada Kamis (20/2/2025).

Selain itu, industri mebel dan kerajinan juga disebut menjadi penggerak ekonomi melalui penciptaan lapangan kerja serta kontribusi terhadap devisa negara.

Sobur menyebut industri mebel dan kerajinan mampu menghasilkan produk bernilai tambah tinggi dan berdaya saing global.

Ia mengatakan, daya saing industri furnitur dan kerajinan Indonesia di pasar global terletak pada keberlanjutan bahan baku alami, desain khas yang berciri lokal, serta tenaga kerja yang terampil.

Baca juga: PHK Makin Meluas, Usai Libas Industri Tekstil Kini Pekerja di Sektor Mebel dan Farmasi Pengangguran

Meski kondisi perekonomian dunia belum sepenuhnya pulih akibat dinamika geopolitik, permintaan terhadap produk mebel dan kerajinan diyakini tetap akan tumbuh.

Saat ini, China masih menjadi eksportir utama mebel dunia, disusul Vietnam.

"Ekspor produk mebel dan kerajinan nasional memang mengalami perlambatan, tetapi kami optimis pertumbuhannya akan kembali meningkat," ujar Sobur.

"Salah satu upaya yang kami lakukan adalah melalui pameran IFEX pada Maret 2025, yang kami harapkan dapat membantu menahan penurunan ekspor pada kuartal berikutnya,” lanjutnya.

Ia menambahkan, peluang pasar global tetap terbuka, terutama dengan meningkatnya pembangunan di berbagai negara yang mendorong permintaan furnitur dan kerajinan.

AS dan Eropa masih menjadi pasar utama, tetapi permintaan dari kawasan tersebut cenderung menurun akibat inflasi yang tinggi.

Oleh karena itu, industri perlu mengoptimalkan peluang di pasar baru seperti Timur Tengah, India, dan Asia.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved