Senin, 29 September 2025

Airlangga Beber Langkah Strategis Perkuat Mesin Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Kinerja ekonomi Indonesia masih tetap solid dan lebih baik dibandingkan beberapa negara maju maupun berkembang lainnya di tengah ketidakpastian global

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Choirul Arifin
handout
KINERJA EKONOMI - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bicara di acara The Economic Insights 2025 di Jakarta, Rabu (19/2/2025). Airlangga memaparkan kinerja ekonomi Indonesia masih tetap solid di tengah ketidakpastian global. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Meski dipengaruhi dinamika global yang penuh ketidakpastian, kinerja ekonomi Indonesia masih tetap solid dan lebih baik dibandingkan beberapa negara maju maupun berkembang lainnya.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan hal itu di acara The Economic Insights 2025 yang diselenggarakan di Jakarta, Rabu (19/2/2025).

“Kalau kita lihat PDB kita itu berdasarkan PPP, Purchasing Power Parity, maka kita punya GDP tiga kali lebih besar. Jadi kita itu berdasarkan indeks McDonald, berdasarkan indeks apa yang dibeli oleh konsumsi, nilai ekonomi kita itu USD4,8 triliun. Berarti hari ini secara realitas, kita ini nomor delapan ekonomi terkuat di dunia,” ungkap Airlangga.

Airlangga juga menyebutkan bahwa Indonesia sedang berbicara untuk masuk dalam FTA dengan negara-negara Gulf Cooperation Council (GCC), termasuk di antaranya Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Bahrain, Kuwait, Oman, dan Qatar.

Total ekonomi negara GCC tersebut yakni sekitar USD2 triliun dengan 50 juta penduduk.

“Jadi Indonesia sedang bicara untuk masuk dalam FTA dengan GCC, maka Indonesia menambahkan kepada ekonomi itu USD1,3 triliun, plus 280 juta penduduk. Jadi itu yang membuat kita diperhitungkan di berbagai negara, karena ekonomi kita tidak kecil,” kata Airlangga.

Lebih lanjut, pencapaian target pertumbuhan ekonomi tahun 2025 akan menjadi landasan penting untuk mencapai target pembangunan jangka menengah 8 persen.

Target ini sangat tinggi namun bukan sebuah kemustahilan.

Indonesia pernah mencapai rata-rata pertumbuhan 7,3% pada 1986-1997, bahkan 8,2% pada 1995 melalui transformasi ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder (manufaktur).

Airlangga memaparkan bahwa untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi tersebut, Pemerintah menyiapkan sejumlah kebijakan.

Baca juga: Airlangga Bicara Kolaborasi Inovatif Majukan Pemerintahan & Ekonomi di The World Governments Summit

Untuk mendorong ekonomi di Triwulan I-2025, kebijakan yang disiapkan mencakup kenaikan UMP 2025, optimalisasi penyaluran bansos, pencairan THR, stimulus HBKN Ramadan dan Lebaran, paket stimulus ekonomi, optimalisasi program Makan Bergizi Gratis, optimalisasi penyaluran KUR, dan
panen padi terealisasi secara optimal.

Kemudian, Pemerintah melanjutkan program hilirisasi yang telah menunjukkan bahwa hilirisasi menjadi langkah strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Produk nikel menjadi contoh, di mana pada tahun 2023 ekspor produk hilirisasi nikel mencapai USD33,52 miliar, kemudian tahun 2024 diperkirakan mencapai USD40 miliar, meningkat sekitar 800 persen dibandingkan tahun 2017 yang hanya USD4 miliar.

Baca juga: Indonesia Harus Genjot Investasi 143 Persen untuk Kejar Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

“Pemerintah mendorong banyak program yang dihilirisasi dan hilirisasi itu normal dilakukan di sektor manufaktur, termasuk di sektor otomotif. Oleh karena itu, Pemerintah sudah membuat roadmap terkait dengan regionalisasi daripada hilirisasi dari segi produk, dari segi jenis, dari segi provinsi atau region yang didorong,” ujar Airlangga.

Upaya hilirisasi tersebut didorong melalui pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus
(KEK), yang sekaligus akan mendorong perekonomian daerah.

Halaman
12

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan