Minggu, 5 Oktober 2025

Distribusi Elpiji 3 Kg

Gas Elpiji 3 Kg Susah Didapat, Nyawa Melayang, Warga Marah Buang Tabung, Apa Kata Pemerintah?

Distribusi gas elpiji 3 kg memunculkan kekisruhan beberapa hari terakhir.  Nyawa warga melayang usai antre hingga kemarahan warga karena gas melon ini

|
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
ANTRE GAS 3KG - Warga mengantre saat membeli gas elpiji atau LPG 3 kg bersubsidi di sebuah agen di kawasan Jurang Mangu Barat, Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten, Senin (3/2/2025). Antrean panjang ini terjadi setelah Pertamina resmi memberlakukan larangan penjualan gas 3 kg di pengecer atau toko-toko kelontong sejak 1 Februari. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

"Saya sudah keliling ke beberapa warung hingga keluar kampung, tetapi tetap tidak mendapatkan gas. Semua warung kosong," katanya dengan nada kesal.

Senada dengan Wulan, Asyiah, seorang pedagang warung nasi juga mengaku terancam tak bisa berjualan karena gas untuk memasak telah habis.

"Saya bingung apakah besok masih bisa berjualan atau tidak. Gas sudah habis, padahal saya adalah tulang punggung keluarga," ujarnya penuh kecemasan.


Kini masyarakat berharap pemerintah segera turun tangan mengatasi kelangkaan tabung gas 3 kg bersubsidi agar kebutuhan rumah tangga dan usaha kecil tetap berjalan lancar.

Disisi lain Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan penjualan elpiji 3 kg tidak lagi dijual di pengecer sejak Sabtu (1/2/2025).

Hal ini mengakibatkan gas elpiji 3 kg juga mengalami kelangkaan di Depok, sehingga membuat pedagang kecil dan ibu-ibu rumah tangga menjerit.

Bagi para pedagang kecil, bila tak mendapatkan elpiji 3 kg, maka berpengaruh terhadap dagangan yang tentu mengurangi pendapatannya.

Kelangkaan gas 3 kg juga dirasakan para pedagang kecil di kawasan Cinere, Kota Depok, Jawa Barat.

Mail, misalnya, pedagang warung kopi di Jalan Gandul, Cinere, kesulitan mendapatkan dan harus keliling mencari isi tabung gas 3 kg.

Belum lagi harganya yang melonjak, biasanya membeli dengan harga Rp 20.000 kini dia harus mengeluarkan Rp 23.000.

"Kita sebagai pedagang kecil jadi susah, ya susah carinya, ya mahal, ya semogalah bisa dijual di warung-warung ada lagi," keluh Mail, Minggu (2/2/2025).

Senada dengan Mail, Jaja, pedagang gorengan di lokasi yang sama mengaku sulit mendapatkan elpiji 3 kg.

Jika tidak mendapatkannya, maka Jaja terpaksa tidak berdagang. Untuk membeli di pangkalan, dia terkendala jarak. Di pangkalan, dia baru bisa mendapatkannya pada siang atau sore hari.

Padahal biasanya ia sudah mulai menggoreng sejak pagi hari.

"Biasa beli tabung gas, carinya ya keliling. Cari-cari, kadang-kadang di warung ada tinggal satu atau dua, kita bayarin itu, tetapi carinya mutar-mutar," kata Jaja.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved