Jadi Bidikan Investor Lokal dan Asing, Begini Prospek Industri Properti di Bali
Founder dan CEO OXO Group Indonesia, Johannes Weissenbaeck, menyoroti Bali kini menjadi destinasi investasi properti yang populer
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pasar properti Bali diperkirakan akan terus berkembang pesat, baik untuk sektor hunian maupun komersial.
Salah satu faktor utama yang mendorong pertumbuhan bisnis properti di Pulau Dewata adalah perkembangan industri pariwisata.
Pengembang properti pun optimistis kombinasi antara pariwisata yang semakin berkembang dan peningkatan investasi asing akan terus memacu pertumbuhan harga properti di Bali.
Founder dan CEO OXO Group Indonesia, Johannes Weissenbaeck, menyoroti Bali kini menjadi destinasi investasi properti yang populer, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di tingkat Asia.
Meski terdapat tantangan seperti perubahan regulasi dan masalah lingkungan, daya tarik Bali sebagai tujuan wisata tetap menjadi faktor utama yang mendorong permintaan properti, baik dari wisatawan maupun investor global.
Berdasarkan data REID (realinfo.id), harga properti di Bali meningkat rata-rata 7 persen setiap tahun selama lima tahun terakhir, dengan beberapa daerah mengalami pertumbuhan yang lebih signifikan.
Pada Juni 2024, total pendapatan dari sektor properti Bali tercatat mencapai USD 142 juta, sebuah peningkatan yang signifikan sebesar 33 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Johannes memproyeksikan 2025 akan menjadi tahun pertumbuhan bagi sektor properti Bali.
Peningkatan minat investasi dari pembeli domestik dan internasional, serta kebijakan pemerintah yang mendukung investasi properti, menjadi faktor pendukung utama.
"Bali juga menjadi pusat gaya hidup global, menarik wisatawan dan profesional internasional yang mencari hunian jangka panjang," imbuhnya dikutip Selasa (26/11/2024).
Johannes juga mencatat adanya pergeseran minat wisatawan ke kawasan-kawasan baru di seiring garis pantai di sisi Barat Bali, seperti Pererenan, Kedungu, Cemagi, dan Nyanyi, yang membuka peluang baru bagi sektor properti di wilayah tersebut.
Meskipun kawasan-kawasan seperti Kuta, dan Seminyak masih tetap menjadi tujuan wisata populer, para ekspat yang tinggal dan sudah mengenal Bali dengan baik lebih tertarik pada lokasi-lokasi yang baru yang masih hijau, tidak padat wisatawan, dan dekat dengan alam.
Johannes juga menyorot mengenai potensi di kawasan Nyanyi, sebagai area dengan potensi pertumbuhan yang tinggi dan akan sangat diminati untuk investasi properti di beberapa tahun kedepan.
Sales Marketing Director OXO Group Indonesia, Anggun Melati menyampaikan, Nyanyi menjadi lokasi yang sangat potensial karena pertumbuhannya yang pesat.
Menurutnya, pertumbuhan ini dapat dilihat dari harga tanah di wilayah Nyanyi, di mana akhir 2022 masih dapat dibeli dengan harga Rp2 juta-an per meter persegi, lalu setelah kesuksesan kami meluncurkan OXO The Residences di pertengahan tahun ini, harga tanah saat ini sudah melonjak sampai dengan Rp8 juta per meter," paparnya.
Kolaborasi Lintas Industri, Harpropnas Fest 2025 Geliatkan Pasar Properti di Akhir Tahun |
![]() |
---|
Rumahnya di Bali Diterjang Banjir, Nana Mirdad Sempat Khawatirkan Kondisi Anak-anaknya |
![]() |
---|
Prakiraan Cuaca Denpasar, Rabu 17 September 2025: Hujan Ringan Merata |
![]() |
---|
Infrastruktur Keamanan Sekuritas Diminta Diperkuat Cegah Kebocoran Dana Investasi |
![]() |
---|
Pertemuan dan Simposium Perumahan 'Warisan Bangsa' Dihadiri 1.380 Peserta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.