Masyarakat Kelas Menengah Makin Sedikit, Pemerintah Guyur Insentif Demi Jaga Ekonomi RI
Mempertahankan jumlah masyarakat kelas menengah, jaminan sosial harus terus dikucurkan dan diberikan insentif.
Penulis:
Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor:
Seno Tri Sulistiyono
Penyebab utamanya adalah pandemi Covid-19. Saat wabah ini merebak selama dua tahun, masyarakat kelas menengah kehilangan pekerjaan dan yang memiliki bisnis mengalami kebangkrutan.
Ketika akhirnya pandemi Covid-19 mulai pulih pada 2022, tingkat suku bunga tinggi pun masuk.
Tingkat suku bunga tinggi masuk karena Bank Sentral Amerika Serikat (AS) sudah mulai menaikkan tingkat suku bunga akibat inflasi yang tinggi.
Saat itu pun nilai tukar rupiah melemah.
"Jadi saya melihatnya kombinasi yang dimulai dari Covid, kemudian diperpanjang atau diperparah dengan tingkat bunga tinggi, nilai tukar rupiah yang melemah, jadi apa-apa lebih mahal. Itu kan mengurangi daya beli juga," kata Bambang.
Kemudian, Bambang mengatakan kondisi saat itu diperparah dengan inflasi pangan, terutama harga beras, mengalami kenaikan.
Kala itu, inflasi pangan mengalami kenaikan karena adanya kekhawatiran dari pemerintah terhadap fenomena kekeringan yang berkepanjangan, yaitu El Nino.
Meskipun inflasi umumnya baik-baik saja, tetapi inflasi harga pangannya sempat tinggi.
Bambang juga mengatakan, penurunan kelas ini juga disebabkan badai PHK yang terjadi di industri tekstil.
Industri tekstil dalam negeri dinilai tidak sanggup berhadapan atau bersaing dengan produk impor di pasar.
"Kombinasi itulah yang membuat sebagian kelas menengah itu turun dari kelas menengah mungkin ke aspiring middle class," jelas Bambang.
Selain faktor-faktor yang di atas, Bambang mengatakan judi online juga memberi dampak yang luar biasa terhadap penurunan kelas ini.
"Judi online itu dampaknya luar biasa dan yang terlibat kan banyak di kelas itu. Menengah, aspiring, dan mungkin yang near poor karena sifatnya adiktif. Itu cepat sekali menghabiskan income kita. Nah itu juga berpengaruh," pungkasnya.
Pemerintah juga sedang mencoba agar bisa mendorong kembali peningkatan jumlah kelas menengah di Indonesia.
Sekretaris Menteri Koordinator (Sesmenko) Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menjelaskan alasan pemerintah ingin lebih mendorong pertumbuhan masyarakat kelas menengah.
10 Provinsi dengan Jumlah Siswa SMK Paling Sedikit di Indonesia, Daerahmu Termasuk? |
![]() |
---|
10 Provinsi yang Warganya Jarang Menonton TV Lagi, Apakah Daerahmu Termasuk? |
![]() |
---|
BPS: Produksi Beras Nasional hingga Oktober 2025 Tembus 31,04 Juta Ton, Lampaui Capaian Tahun Lalu |
![]() |
---|
Laporan BPS: Produksi Beras Nasional hingga Oktober 2025 Surplus 3,7 Juta Ton |
![]() |
---|
Ekspor Pertanian Terus Melonjak, Peran Penting Dorong Surplus Perdagangan Indonesia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.