Selasa, 30 September 2025

Komisi VI DPR Semprot Erick Thohir karena Dorong BUMN Borong Dolar di Tengah Pelemahan Rupiah

Solusi mengatasi nilai tukar rupiah yang terus melemah bukan memborong dolar dan BUMN tak mungkin diserahi tanggungjawab menstabilkan rupiah.

Tribunnews/Abdul Majid
Menteri BUMN Erick Thohir. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Manurung menyoroti pernyataan Menteri BUMN Erick Thohir yang meminta perusahaan plat merah memborong dolar di tengah nilai tukar rupiah yang terus merosot terhadap dolar Amerika Serikat (AS), di mana saat ini sudah melebihi Rp 16.200.

Martin mengatakan, solusi atas nilai tukar rupiah yang terus melemah itu bukan menumpuk atau memborong dolar.

Ia menyebut BUMN tak mungkin diserahi tanggungjawab menstabilkan rupiah.

“(Stabilkan rupiah) itu kan kerjaan BI. Jadi, jangan gara-gara kebutuhan menstabilkan rupiah, BUMN-nya kemudian jadi korban juga," kata Martin dalam keterangan tertulis, dikutip Senin (22/4/2024).

"Karena mereka kan butuh bahan baku dan segala macam, yang mungkin dibeli dengan dolar kan. Kalau nilainya naik terus atau tidak bisa stabil dalam waktu dekat kan berpengaruh juga ke kondisi keuangan BUMN-nya,” lanjutnya.

Dalam menyikapi situasi saat ini, Martin memandang pemerintah perlu segera aktif melakukan diplomasi ekonomi.

"Diplomasi ekonomi ini menteri luar negeri dan menteri-menteri yang di sektor ekonomi itu harus aktif melakukan diplomasi ekonomi ke berbagai negara yang kita punya hubungan perdagangan, baik kita mengekspor maupun kita mengimpor. Toh sama-sama membutuhkan juga," tutur Martin.

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) diminta untuk bergandengan tangan dengan Kementerian terkait dan menjalankan misi tersebut.

Baca juga: Ekonom: Pelemahan Rupiah Berdampak ke Pengeluaran Ibu Rumah Tangga dan UMKM

“Kemlu harus hand in hand, misalnya dengan Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian atau mungkin juga di situ dengan komitmen-komitmen investasi-investasi yang sudah ada,” ujar Martin.

“Hubungan dagang ini bisa enggak, misalnya ada hedging yang lebih baik terhadap nilai tukar atau menggunakan mata uang lain yang diterima oleh kedua belah pihak," sambungnya.

Jadi, kata Martin, jangan akhirnya jadi berurusan dengan dolarnya karena dolar menguat kepada seluruh mata uang juga.

Baca juga: Erick Thohir Minta Perusahaan BUMN Antisipasi Penguatan Dolar AS

Sebab, bukan hanya Indonesia yang terganggu terhadap naiknya nilai tukar dolar itu. "Jangan kemudian terjebak di perdebatan itu,” kata politikus Fraksi Partai NasDem itu.

Erick Thohir Minta BUMN Borong Dolar AS

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir meminta BUMN melakukan langkah cepat dalam meminimalisasi dampak global melalui peninjauan ulang ulang biaya operasional belanja modal, utang yang akan jatuh tempo, rencana aksi korporasi, serta melakukan uji stres dalam melihat kondisi BUMN dalam situasi terkini.

Erick meminta BUMN perbankan menjaga secara proporsional porsi kredit yang terdampak oleh volatilitas rupiah, suku bunga, dan harga minyak.

Erick menyebut BUMN yang terdampak pada bahan baku impor dan BUMN dengan porsi utang luar negeri (dalam dolar AS) yang besar seperti Pertamina, PLN, BUMN Farmasi, MIND ID, agar mengoptimalkan pembelian dolar AS dalam jumlah besar dalam waktu singkat.

"Serta melakukan kajian sensitivitas terhadap pembayaran pokok dan atau bunga utang dalam dolar yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat," kata Erick dalam keterangannya.

Selain itu, sambung Erick, BUMN yang berorientasi pasar ekspor seperti Pertambangan MIND ID, perkebunan PTPN bisa memanfaatkan tren kenaikan harga ini untuk memitigasi tergerusnya neraca perdagangan.

Erick mengatakan BUMN yang memiliki utang luar negeri atau berencana menerbitkan instrumen dalam dolar AS agar mengkaji opsi hedging untuk meminimalisasi dampak fluktuasi kurs.

"Seluruh BUMN diharapkan dapat waspada dan awas dengan memantau situasi saat ini, mengingat kemungkinan terjadi kenaikan tingkat suku bunga dalam waktu dekat," pungkas Erick.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan